Ada dua jenis website yang bisa diakses melalui internet yaitu website statis dan website dinamis. Namun, sebagian orang mungkin tidak dapat membedakan antara keduanya.
Website statis adalah website yang informasinya tidak bisa diubah melalui aplikasi website tersebut secara langsung. Untuk mengubah informasi di website statis, kita harus mengubah struktur kode website tersebut. Website statis tidak memerlukan database, sehingga memiliki kelebihan dalam kecepatan akses dan keamanan. Namun, website ini memiliki keterbatasan interaksi dengan pengunjung dan kurang cocok untuk website yang memerlukan banyak fitur.
Contoh-contoh website statis antara lain adalah Jekyll, Jekyllnow, dan Hugo.
Sementara itu, website dinamis dapat diubah informasinya melalui halaman admin website tersebut secara langsung. Website ini memiliki kelebihan dalam variasi konten dan interaksi pengunjung, sehingga cocok untuk website yang memerlukan banyak fitur. Namun, website dinamis memerlukan database dan lebih kompleks dari segi bahasa pemrograman yang digunakan.
Beberapa contoh website dinamis adalah Androbuntu, Kaskus, dan Wikipedia. Dari kedua jenis website tersebut, terdapat perbedaan-perbedaan antara keduanya. Website statis tidak membutuhkan database, sementara website dinamis membutuhkan database. Pengunjung website statis terbatas dalam berinteraksi dengan website, sementara pengunjung website dinamis lebih leluasa untuk berinteraksi dengan website. Website statis hanya menggunakan HTML dan CSS, sedangkan website dinamis lebih kompleks dengan bahasa pemrograman seperti Javascript, PHP, Ruby, dan lain-lain. Kecepatan loading website statis lebih cepat daripada website dinamis, namun website dinamis lebih mudah dalam menambahkan informasi.
Dengan penjelasan di atas, diharapkan pembaca dapat lebih memahami perbedaan antara website statis dan website dinamis.