Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah mengatakan bahwa hipertensi mungkin bukanlah penyebab utama dari kematian ratusan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) setelah menjalankan tugasnya pada Pemilu 2024.
Dalam sebuah konferensi pers di Jakarta, Jumat, dr. Erwinanto, Sp.JP(K), FIHA menjelaskan bahwa hipertensi bukanlah yang langsung menyebabkan kematian para petugas KPPS, tetapi serangan jantung yang terjadi pada saat tersebut.
Menurut laporan Kementerian Kesehatan tentang penyebab kematian KPPS, dapat terjadi bahwa petugas KPPS yang sebelumnya telah memiliki riwayat hipertensi, mengalami serangan jantung yang disebabkan oleh pecahnya plak di dalam pembuluh darah setelah bertugas.
Erwin menambahkan bahwa tekanan darah para petugas yang naik di atas 180/110 juga dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah dalam jantung atau otak.
Dokter Spesialis Jantung dr. Siska Suridanda Danny, SpJP(K), FIHA juga menambahkan bahwa kemungkinan hipertensi yang dialami oleh KPPS dapat dipicu oleh rasa kelelahan, stres emosional, dan kurang tidur.
Dengan jumlah petugas KPPS yang dinyatakan meninggal dunia sebanyak 108 jiwa menurut laporan Kementerian Kesehatan per 10-22 Februari 2024, terdapat berbagai penyebab kematian, termasuk penyakit jantung, death on arrival (DOA), hipertensi, kecelakaan, dan septic shock.
Sebagai rekomendasi, dokter menyarankan agar petugas yang bekerja dalam kondisi luar biasa dan stres emosional dan fisik perlu untuk cukup istirahat dan mempertimbangkan penyakit yang sudah ada.