Jumat, 22 Maret 2024 – 15:14 WIB
Jakarta – PT Bank Jago Tbk mencatatkan laba bersih setelah pajak (net profit after tax) mencapai Rp 72 miliar, atau naik 355 persen dari tahun 2022 yang sebesar Rp16 miliar.
Baca Juga :
Bank Sentral Turki Naikkan Suku Bunga hingga 50 Persen Kendalikan Meroketnya Inflasi
Direktur Utama Bank Jago, Arief Harris Tandjung berharap, kinerja positif itu bisa menjadi pendorong bagi Bank Jago untuk dapat terus bertumbuh di tahun 2024.
“Sepanjang 2023, kami mampu menjaga pertumbuhan bisnis tetap positif dan sehat dengan memperhatikan potensi risiko yang ada. Ini tentu akan menjadi momentum yang baik untuk kami bertumbuh secara berkelanjutan di 2024,” kata Arief dalam keterangannya, Jumat, 22 Maret 2024.
Baca Juga :
Bank Sentral Jepang Naikkan Suku Bunga, BI Pastikan Tak Berdampak Besar ke Indonesia
Dia menjelaskan, capaian positif tersebut antara lain turut ditopang oleh pendapatan bunga bersih sebesar Rp 1,6 triliun, atau tumbuh 15,7 persen secara year-on-year (yoy) dari periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 1,35 triliun.
Baca Juga :
BI Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen, Ini Pertimbangannya
“Penyaluran kredit bank jago juga meningkat 38 persen menjadi Rp 13 triliun, dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp 9,4 triliun,” ujarnya.
Arief mejelaskan, penyaluran kredit yang terus bertumbuh dapat terjadi, berkat konsistensi inovasi dan kolaborasi dengan berbagai mitra. Misalnya seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya. Sehingga, penyaluran kredit Bank Jago tetap dilakukan secara berkualitas.
“Kualitas aset Bank Jago juga masih terjaga, dengan rasio non-performing loan (NPL) gross sebesar 0,8 persen pada tahun lalu,” kata Arief.
Aspek pendanaan Bank Jago juga tumbuh, di mana pada akhir 2023 jumlah dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 12,1 triliun, atau tumbuh 46 persen dibandingkan perolehan akhir 2022 yang sebesar Rp8,3 triliun.
Arief memastikan, lebih dari 65 persen DPK berasal dari current account and savings account (CASA) yang mencapai Rp 7,9 triliun. Sedangkan 34,7 persen atau sekitar Rp 4,2 triliun, merupakan simpanan nasabah dalam bentuk deposito.
Dia mengakui, pertumbuhan DPK ini tidak lepas dari bertambahnya jumlah nasabah yang berhasil di akuisisi. Pada akhir 2023, jumlah nasabah Bank Jago mencapai 10,2 juta nasabah, termasuk 8,1 juta nasabah funding pengguna Aplikasi Jago. Jumlah pengguna Aplikasi Jago juga bertambah 3 juta nasabah, dibandingkan dengan posisi akhir 2022 yang sebanyak 5,1 juta nasabah.
“Bank Jago berhasil membukukan aset sebesar Rp 21,3 triliun, atau tumbuh 26 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 17 triliun. Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 62 persen, yang menunjukkan kuatnya tingkat permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan,” ujarnya.
Halaman Selanjutnya
“Kualitas aset Bank Jago juga masih terjaga, dengan rasio non-performing loan (NPL) gross sebesar 0,8 persen pada tahun lalu,” kata Arief.