Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Widya Artini Wiyogo, Sp.M(K), mencatat bahwa hubungan antara konsumsi minuman beralkohol dan risiko glaukoma sudah diteliti oleh para ahli medis, namun tidak menunjukkan hubungan yang signifikan. Namun, ia menunjukkan bahwa penambahan alkohol dalam minuman dengan campuran tertentu untuk tujuan mabuk-mabukan dapat berdampak pada saraf bola mata akibat tekanan intraokular yang tinggi.
Menurut Widya, kebiasaan mencampur alkohol dengan minuman lain dapat merusak saraf bola mata. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan mata secara teratur agar glaukoma dapat dideteksi lebih awal oleh dokter.
Sebelumnya, Azhiera Adzka, mantan istri Kurnia Meiga, mantan pemain tim nasional sepak bola Indonesia, mengungkap bahwa suaminya pernah minum minuman beralkohol sebelum mengalami gangguan penglihatan yang membuatnya harus pensiun dari karir sepak bola. Gejala glaukoma meliputi penglihatan kabur, sakit kepala, nyeri mata, mual dan muntah, mata merah, pandangan terbatas, dan titik hitam yang mengikuti gerakan mata.
Widya juga mencatat bahwa sebagian besar kasus glaukoma di negara berkembang belum terdeteksi, sehingga penting untuk meningkatkan kesadaran akan penyakit ini. Dalam rangka Pekan Glaukoma Sedunia pada 10-16 Maret 2024, JEC Group mengadakan berbagai kegiatan sosialisasi dengan tema “Gerakan Sadar Glaukoma: Guna Menyelamatkan Kualitas Hidup Kita.”