Selasa, 26 Maret 2024 – 11:02 WIB
Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot dibuka stagnan pada perdagangan Selasa pagi, 26 Maret 2024. Rupiah tercatat tidak berubah di angka Rp 15.800 per dolar AS.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) terakhir atau kemarin sore, mematok rupiah di angka Rp 15.795 per dolar AS. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, saat ini investor telah beralih dari aset-aset safe haven, setelah sentimen risk off memudar sepanjang sesi perdagangan Asia dan Eropa.
“Beberapa faktor yang mempengaruhinya termasuk penguatan fixing Yuan oleh PBoC (Bank Rakyat Tiongkok) dan pernyataan dari ekonom ECB. Referensi kurs harian yang menguat tersebut menyiratkan bahwa PBoC mungkin tidak akan membiarkan Yuan Tiongkok terdepresiasi secara signifikan,” kata Josua kepada VIVA, Selasa, 26 Maret 2024.
Josua menuturkan, beberapa pejabat the Fed juga sudah memberikan sinyal mengenai langkah kedepannya. Raphael Bostic misalnya, kembali menegaskan proyeksinya mengenai the Fed yang hanya akan memangkas suku bunga kebijakannya sebanyak satu kali pada tahun 2024. “Di sisi lain, Austan Goolsbee menyatakan mendukung the Fed untuk melakukan pemangkasan suku bunga setidaknya tiga kali pada tahun 2024 mempertimbangkan bahwa inflasi sudah mereda,” terangnya.
Sementara untuk rupiah, Josua mengatakan bahwa mata uang rupiah masih diperdagangkan melemah terhadap dolar AS, meskipun sentimen risk-on meningkat di pasar Asia. Depresiasi rupiah ini diperkirakan karena adanya kekhawatiran terhadap jalur kebijakan penurunan suku bunga the Fed. “Nilai tukar rupiah diperkirakan akan berada di rentang Rp 15.750-Rp 15.850 pada perdagangan hari Selasa ini,” ujarnya.