Rabu, 20 Maret 2024 – 17:42 WIB
Reksa dana kini menjadi salah satu pilihan investasi yang diminati banyak orang. Bagaimanapun, banyak orang awam yang masih merasa kebingungan ketika hendak memulai investasi di reksa dana.
Bagus Setyawan, Head of Retail & Digital Distribution Director BRI Manajemen Investasi, memberikan sejumlah tips yang dapat membantu para pemula. Langkah pertama yang disarankan Bagus adalah mengisi profil risiko terlebih dahulu sebelum memulai investasi. Penting untuk melakukan penilaian terhadap diri sendiri, seperti apakah kita memiliki pengetahuan tentang pasar atau tidak, apakah kita siap menghadapi fluktuasi nilai investasi, dan pertimbangan-pertimbangan lainnya.
“Setelah menentukan profil risiko, yang kedua kita menentukan tujuan. Tujuannya jangka pendek, menengah atau panjang. Itu untuk menentukan profil risiko digabung dengan jangka waktu maka akan menentukan tipe reksa dana yang sesuai,” ujarnya, dalam diskusi virtual, dikutip dari investortrust, Rabu, 20 Maret 2024.
Secara umum, untuk para investor yang cenderung konservatif atau pemula dan belum memahami banyak tentang kondisi pasar, serta tidak ingin mengalami kerugian sedikit pun, disarankan untuk memulai investasi dengan reksa dana berbasis pasar uang.
“Risikonya paling minim, dana ditempatkan sekarang, lusa mau dicairkan bisa. Saya bisa memastikan reksa dana yang paling friendly atau risiko paling rendah adalah pasar uang. Itu untuk strategi pemula,” kata Bagus. Setelah menetapkan profil risiko dan tidak terlalu mengkhawatirkan potensi penurunan nilai, langkah selanjutnya adalah menentukan tujuan investasi reksa dana, apakah untuk jangka pendek, menengah, atau panjang.
Untuk investasi dengan jangka menengah sekitar 3-5 tahun, disarankan memilih reksa dana pendapatan tetap, sementara untuk jangka waktu 5-10 tahun, lebih baik mempertimbangkan reksa dana berbasis saham.
“Kalau sudah ketemu jenis reksa dananya, kita harus sedikit memahaminya. Reksa dana itu punya jati diri, rekam jejak, namanya fund fact sheet. Jadi sebelum beli, di aplikasi beli produk A kemudian lihat fund fact sheet-nya,” jelas Bagus.
Tujuan dari penyediaan fund fact sheet adalah agar calon investor dapat memahami di mana dana yang akan diinvestasikan, apakah ke deposito (pasar uang), obligasi, atau ke emiten tertentu, beserta dengan persentase bobot yang diberlakukan.
Dengan mengetahui hal tersebut, investor dapat menilai kondisi pasar saat ini dan menentukan saham atau portofolio mana yang memiliki potensi kenaikan yang tinggi. Investor juga dapat memeriksa kembali portofolio investasinya. Misalnya, dalam reksa dana saham A, dana tersebut dapat ditempatkan pada instrumen berbasis environmental social and governance (ESG).
Kemudian, investor dapat melihat apakah saham-saham berbasis ESG sedang menguat atau tidak. Jika reksa dana konvensional dinilai memiliki kinerja yang lebih baik, investor dapat memeriksa kembali fund fact sheet sebelum memutuskan untuk membelinya.
“Mungkin itu cara memilih reksa dana bagi pemula termasuk memilah jenis reksa dana yang disesuaikan dengan jangka waktu yang dipilih,” terang Bagus.