Transformasi industri besar-besaran dimulai secara diam-diam di Kota Huangshan, Provinsi Anhui, China timur ketika teknik pembuatan teh bertemu dengan digitalisasi. Teknik pembuatan teh yang diwariskan dan bertemu dengan mode produksi pabrik modern dapat mencapai kontrol produksi yang baik dan meningkatkan efisiensi produksi.
Zhang Chengren, pewaris teknik pembuatan teh merah, menyatakan bahwa dengan memanfaatkan data warisan budaya tak benda dalam pembuatan teh dan menambahkan proses penghilangan kotoran, kebersihan teh yang dihasilkan jauh lebih baik dibandingkan produk teh tradisional. Teknologi digital juga memberikan platform yang lebih luas untuk pewarisan teknik-teknik pembuatan teh.
Xie Sishi, pewaris budaya tak benda nasional untuk teknik pembuatan teh Maofeng Huangshan, menjelaskan bahwa melalui perbaikan metode produksi secara berkelanjutan dan kerja sama dengan para peracik teh berpengalaman, mereka dapat mengatur dan mengontrol perubahan dalam proses pembuatan teh secara digital namun tetap mempertahankan cita rasa teh tradisional.
Di Huangshan, teknologi digital tidak hanya mengoptimalkan proses pembuatan teh tradisional, tetapi juga menggabungkan budaya teh dengan masa depan, menjadikan warisan budaya tak benda ini “terwariskan”.