Sabtu, 20 April 2024 – 16:57 WIB
Jakarta – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati memberikan komentar mengenai pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar AS yang mencapai level Rp 16.200 per dolar AS. Menurutnya, hal ini disebabkan oleh situasi global yang sedang terjadi saat ini.
Hal ini disampaikannya dalam acara Spring Meetings IMF-World Bank 2024. Sri Mulyani mengatakan bahwa penguatan dolar AS dari segi ekspor akan meningkatkan penerimaan secara signifikan.
“Saya ingin menyampaikan bahwa situasi global saat ini akan berdampak pada ekonomi Indonesia. Dari sisi ekspor, penerimaan akan menjadi lebih baik dengan penguatan nilai tukar dolar,” ujar Sri Mulyani melalui Instagramnya @smindrawati pada Sabtu, 20 April 2024.
Sementara itu, dari segi impor, Sri Mulyani menjelaskan bahwa penguatan dolar AS akan berdampak pada tingkat inflasi di Indonesia. Oleh karena itu, dia meminta Pemerintah untuk tetap waspada.
“Dari sisi impor, konversi harga dolar terhadap rupiah akan lebih tinggi dan dapat mempengaruhi tingkat inflasi di Indonesia. Pemerintah harus tetap waspada terhadap perkembangan ini. Saya yakin Indonesia akan tetap stabil dalam situasi ini,” jelasnya.
Dia menegaskan bahwa Pemerintah akan terus menjaga stabilitas makroekonomi Indonesia baik dari segi moneter maupun fiskal. Kementerian Keuangan akan terus berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI).
“Stabilitas makroekonomi akan tetap dijaga, baik dari segi moneter maupun fiskal. Kami akan terus berkoordinasi dengan Bank Indonesia untuk menyesuaikan dengan tekanan yang ada. Dari sisi fiskal, kami akan memastikan APBN berperan sebagai shock absorber yang efektif dan dapat dipercaya,” tuturnya.
Lebih lanjut, Sri Mulyani menyatakan bahwa Pemerintah tetap optimis bahwa ekonomi Indonesia akan terus tumbuh sebesar 5% pada tahun ini. Hal ini didasarkan pada ketahanan ekonomi saat menghadapi pandemi sebelumnya.
“Saya yakin bahwa Indonesia masih optimis dan percaya diri memiliki ketahanan ekonomi yang baik, seperti yang telah terbukti selama krisis pandemi sebelumnya. Meskipun suku bunga dan inflasi global tinggi saat ini, saya yakin ekonomi Indonesia akan tetap stabil sesuai target, didukung oleh ekspor yang kuat dan neraca perdagangan yang surplus,” tambahnya.