Jumat, 26 April 2024 – 11:46 WIB
Jakarta – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengakui bahwa tensi geopolitik dunia saat ini cenderung meningkat. Hal ini menjadi fokus utama karena kondisi tersebut dapat berpotensi menciptakan risiko spillover atau dampak negatif pada perekonomian global.
“Saya melihat bahwa secara geopolitik, tensinya tidak menurun, bahkan cenderung meningkat. Dan hal ini dapat menciptakan risiko spillover ke perekonomian dunia,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA Edisi April 2024, di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat, 26 April 2024.
Menurut Sri Mulyani, geopolitik masih menjadi headline atau fokus utama bagi para pimpinan dan pembuat kebijakan dunia. Situasi tersebut juga dapat berdampak signifikan pada beberapa aspek ekonomi karena dinamika global yang terjadi begitu cepat, memberikan dampak tertentu pada kebijakan yang harus diambil.
“Kita semua menyadari bahwa minggu lalu, ketika saya berada di Washington untuk Spring Meeting, eskalasi ketegangan antara Iran dan Israel meningkat. Bahkan terjadi operasi militer terbatas,” kata Sri Mulyani.
Meskipun diharapkan dan diupayakan agar kedua belah pihak dapat menghindari perang terbuka, Sri Mulyani menyatakan bahwa sumber ketegangan dan kawasan tempat konflik terjadi harus diwaspadai. Hal ini dapat berpengaruh signifikan pada harga minyak dunia.
Menurut Sri Mulyani, harga minyak brent saat ini berada di angka US$88, dengan kenaikan sebesar 14,3 persen secara year-to-date (ytd). Sementara harga minyak WTI, meskipun di bawah brent, juga mengalami kenaikan sebesar 17,5 persen (ytd) selama Januari hingga April 2024.
Oleh karena itu, Sri Mulyani menekankan pentingnya kehati-hatian terus menerus terhadap kemungkinan gangguan lebih lanjut dalam rantai pasok, terutama untuk sektor minyak dan gas, mengingat kondisi di wilayah tersebut masih sangat dinamis.