JAKARTA (ANTARA) – “Setiap orang menjadi guru, setiap rumah adalah sekolah,” kata Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional.
Mengacu pada konsep tersebut, jika kualitas akhlak generasi sekarang belum memenuhi harapan, tidak benar menyalahkan satu pihak terhadap yang lain. Karena pendidikan anak-anak adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya sekolah dan para guru, namun juga orang tua, masyarakat, dan pemerintah.
Jika setiap bagian masyarakat mengambil peran dan tanggung jawabnya masing-masing, masalah pendidikan, terutama sehubungan dengan pembangunan karakter dan akhlak, tidak lagi menjadi proble yang sulit dipecahkan. Jika semua bersatu untuk menyelesaikan masalah, itu akan menjadi lebih mudah diselesaikan.
Saat ini, isu moralitas, akhlak, dan budi pekerti anak remaja menjadi sorotan disertai dengan keprihatinan atas tingginya angka kriminalitas anak. Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) mencatat kasus Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) mencapai 2.338 orang dalam tiga tahun terakhir. untuk mengatasi hal ini, penting untuk memberikan pembekalan kepada anak-anak di sekolah.
Lembaga pendidikan mendapat perhatian besar dari pemerintah dalam beberapa tahun terakhir sebagai agen penggemblengan generasi muda. Program turun ke sekolah dari berbagai instansi pemerintah menjadi bukti dukungan yang besar pada lembaga pendidikan.
Sekolah menjadi tumpuan harapan untuk menghasilkan SDM bermutu, baik dalam prestasi akademik maupun karakter. Namun, tanggung jawab tidak hanya bisa ditimpakan pada sekolah. Lingkungan masyarakat dan keluarga juga turut mempengaruhi pembentukan karakter anak.
Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan karakter anak, karena rumah adalah sekolah dan orang tua adalah guru bagi anak-anak. Keluarga dengan kesehatan fisik, mental, dan rohani yang baik menjadi tempat tumbuh kembang anak yang kondusif.
Pemerintah juga dapat berperan dalam menciptakan kurikulum yang ramah guru dan anak didik, sehingga sekolah menjadi tempat yang menyenangkan untuk belajar. Pembangunan SDM adalah proyek berkelanjutan yang membutuhkan sentuhan dari berbagai sektor.
Dengan kerjasama semua pihak, pembangunan karakter dan nilai-nilai akhlak anak-anak dapat ditingkatkan untuk menciptakan Generasi Emas di masa depan.