Kabupaten Sleman, Jawa Tengah – Pemerintah Kabupaten Sleman meluncurkan Prangko Seri Penanda Kota: ‘Buk Renteng’ dan buku ‘Pesona Wisata Bumi Sembada’ pada Kamis lalu. Hal ini sebagai ungkapan syukur serta untuk mengabadikan momen istimewa memasuki usia ke-108 pada Rabu, 15 Mei 2024.
Peluncuran tersebut diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Sleman bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan PT Pos Indonesia (Pos IDN). Kegiatan ini juga disaksikan oleh perwakilan DPR RI dan masyarakat setempat.
Pos IDN mendukung peluncuran Prangko Seri Penanda Kota: ‘Buk Renteng’ sebagai agen penjualan prangko untuk para filatelis dunia. Mereka siap memasarkan prangko ini hingga ke pasar internasional.
Direktur Utama Pos Indonesia, Faizal Rochmad Djoemadi, menyatakan bahwa Pos Indonesia akan menjadi channel penjualan prangko di seluruh Indonesia dan untuk para filatelis di seluruh dunia. Ia optimis bahwa Prangko Seri Penanda Kota ‘Buk Renteng’ akan diminati di dunia karena memiliki nilai sejarah dan keunikan.
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, mengungkapkan bahwa kehadiran prangko dan buku tersebut penting untuk mempertahankan eksistensi sejarah serta menjadikan sarana pemasaran pariwisata Kabupaten Sleman. Ia menyatakan bahwa buku dan prangko ini sebagai media penting untuk mengenang setiap informasi yang tak lekang oleh waktu.
Selain itu, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria, juga menyambut baik peluncuran Prangko Seri Penanda Kota: ‘Buk Renteng’. Ia menilai prangko ini memiliki makna historis dan dapat menjadi sarana untuk mempromosikan Buk Renteng sebagai bangunan cagar budaya yang penting.
Nezar berharap bahwa prangko ini juga dapat menjadi sarana promosi dan edukasi tentang pariwisata Buk Renteng untuk masyarakat, serta akan dikenal hingga ke level internasional. Anggota DPR RI, Fadli Zon, juga memberikan apresiasi terhadap penerbitan prangko Buk Renteng, yang menurutnya masih relevan di era globalisasi.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo juga menekankan pentingnya mempertahankan sejarah dan menggunakan media tradisional seperti buku dan prangko untuk dokumentasi informasi.