Kamis, 6 Juni 2024 – 00:02 WIB
Jakarta – Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) mengungkapkan, simulasi manfaat dana peserta Tapera. Sebab, peserta bisa menghemat cicilan pembelian hunian tapak atau rumah susun (rusun) sebesar Rp 952.531 per bulannya.
Hal ini diungkap oleh Komisioner BP Tapera Heru Pudyo Nugroho melalui data paparannya pada konferensi pers Rabu, 5 Juni 2024. Dalam paparan Heru, dijelaskan perbandingan peserta KPR Tapera dengan KPR Komersil yang sama-sama memiliki gaji sebesar Rp 6 juta per bulan, dan masuk ke dalam Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Berdasarkan simulasi itu, peserta Tapera mengambil KPR senilai Rp 300 juta, dengan tenor 20 tahun. Uang muka yang dikenakan sebesar 1 persen, dan plafon KPR sebesar Rp 297.000.000.
Kemudian peserta KPR Tapera dikenakan suku bunga tetap sebesar 5 persen per tahun, dengan cicilan bulanan senilai Rp 1.960.069. Sedangkan KPR Komersil dikenakan suku bunga floating 11 persen, dengan cicilan Rp 3.065.600.
Lalu dalam simulasi itu peserta juga dikenakan beban bunga tabungan Tapera sebesar 3 persen menjadi Rp 180 ribu. Sehingga total beban peserta Tapera menjadi Rp 2.140.069 per bulan.
Namun, untuk KPR Komersil tidak dibebankan tabungan Tapera. Tetapi bila dihitung selisih cicilan KPR Komersil sebesar Rp 3.065.600, alias KPR Tapera lebih rendah yang sebesar Rp 2.140.069.
Adapun dengan membandingkan keduanya, KPR Tapera dinilai bisa lebih murah karena peserta bisa menghemat cicilan Rp 952,53 per bulan hingga Rp 222,12 juta selama 20 tahun KPR.
Selain itu, peserta Tapera juga mendapatkan pengembalian tabungan masa pensiun berdasarkan asumsi penghasilan tetap. Hal ini terdiri dari akumulasi pokok tabungan Rp 43,2 juta dan estimasi imbal hasil 4 persen per tahun senilai Rp 19,19 juta.
Maka total pengembalian tabungan Tapera mencapai Rp 54,79 juta dalam 20 tahun. Sehingga total benefit program Tapera dari selisih beban KPR Rp 222,12 juta ditambah pengembalian tabungan Rp 54,74 juta menjadi Rp 276,87 juta.