Stres adalah hal yang dapat dialami oleh siapa pun, menurut laporan American Psychological Association pada tahun 2023 sekitar sepertiga orang berusia 18-44 tahun merasa tingkat stres mereka mencapai skala 8-10 pada skala 1-10.
Menurut laman Eating Well, stres adalah respons alami terhadap tekanan hidup dan dapat dipicu oleh berbagai hal seperti tanggung jawab pekerjaan, masalah keuangan, masalah hubungan, dan perubahan besar dalam hidup. Stres dapat berdampak serius pada fisik, perilaku, dan kesehatan mental seseorang.
Stres dapat memengaruhi sistem kardiovaskular dengan meningkatkan detak jantung dan tekanan darah, sehingga meningkatkan risiko masalah jantung jangka panjang. Hormon stres seperti kortisol dan epinefrin dapat menimbulkan stres oksidatif dan peradangan yang meningkatkan risiko kardiovaskular dan serangan jantung.
Selain itu, stres juga dapat memengaruhi sistem pernapasan dengan membuatnya menjadi cepat dan dangkal, meningkatkan risiko penyakit pernapasan atau memperburuk kondisi pernapasan yang sudah ada. Sistem imun tubuh juga dapat melemah ketika seseorang mengalami stres.
Pada sistem pencernaan, stres dapat membuat aliran darah ke usus berkurang yang dapat menyebabkan diare atau sembelit. Stres juga berhubungan erat dengan sindrom iritasi usus besar (IBS) dan refluks asam.
Stres juga dapat menyebabkan ketegangan otot, sakit kepala, migrain, serta menghambat hasrat seksual dan fungsi reproduksi. Selain efek fisik, stres juga dapat memengaruhi mental seseorang seperti kecemasan, depresi, gangguan kognitif, perubahan nafsu makan, dan gangguan tidur. Oleh karena itu, manajemen stres sangat penting untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan.