Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI) Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A (K) membantah klaim bahwa air minum dalam kemasan (AMDK) galon biru berbahan polikarbonat yang digunakan ulang dapat menyebabkan autisme pada anak. Menurutnya, tidak ada bukti yang mendukung klaim tersebut dan penelitian tentang korelasi antara AMDK galon biru dan autisme sudah sangat jarang dilakukan.
Rini menyatakan bahwa air dalam galon biru guna ulang sebenarnya sangat baik untuk kesehatan karena mengandung mineral penting bagi tubuh manusia. Dia juga menyebutkan bahwa penyebab autisme sendiri diduga disebabkan oleh banyak faktor seperti genetik, riwayat prematur, riwayat kejang pada masa bayi, dan infeksi masa lampau.
Gejala autisme pada anak mencakup keterlambatan bicara, kurangnya kontak mata, kesulitan bersosialisasi, gerakan berulang tanpa tujuan, dan perilaku hiperaktif. Penanganan autisme biasanya melibatkan berbagai jenis terapi seperti terapi perilaku, terapi sensorik integrasi, terapi okupasi, dan terapi bicara, yang memerlukan waktu yang cukup lama.
Penting untuk diketahui bahwa autisme dapat memiliki tingkatan keparahan yang berbeda, mulai dari ringan hingga berat. Pendeteksian tingkat keparahan autisme biasanya dilakukan menggunakan kuesioner M-CHAT-R. Dalam kasus autisme ringan, anak mungkin masih dapat melakukan kontak mata, sedangkan pada tingkat berat, anak biasanya tidak menunjukkan kontak mata sama sekali.
Rini juga menekankan pentingnya mengembangkan kemampuan anak melalui terapi yang sesuai dengan gejala yang dialami. Terapi tersebut dapat meliputi berbagai metode untuk memperbaiki perilaku anak dan membantu mereka mengatasi tantangan yang dihadapi akibat autisme.