Atlet angkat besi Indonesia Eko Yuli Irawan belum berhasil meraih medali pada Olimpiade Paris 2024 akibat cedera. Atlet berusia 35 tahun itu juga gagal mempersembahkan medali Olimpiade Indonesia ke-39 dan medali olimpiade ke-5 yang dipersembahkannya kepada Indonesia. Meski begitu Eko tetap menjadi atlet Indonesia yang paling banyak mempersembahkan medali olimpiade.
Di empat edisi Olimpiade sebelumnya, Eko berhasil mengoleksi empat medali untuk Indonesia. Dua medali perunggu diraih pada Olimpiade 2008 Beijing (kelas 56 kg) dan Olimpiade 2012 di London (kelas 62 kg). Sementara medali perak ia raih pada Olimpiade 2016 di Rio (kelas 62 kg) dan Olimpiade 2020 di Tokyo (61 kg).
Eko mengawali pertandingan kelas 61kg dengan baik. Pada angkatan Snatch ia catatkan 135kg, atau menjadi yang terbaik kedua setelah atlet Cina Li Fabin. Eko Cedera kala mencoba mengangkat 162kg Clean & Jerk, dan ia tidak mampu melanjutkan pertandingan.
Walaupun demikian, Ketum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman sampaikan kebanggaannya atas Eko Yuli. “Selaku Ketua Umum KONI Pusat, Saya sampaikan kebanggaan kepada Eko Yuli Irawan yang selalu berusaha keras demi Merah Putih, mampu mempersembahkan 4 medali Olimpiade dari lima seri Olimpiade yang diikutinya. Ini sangat luar biasa dan membanggakan, mampu tampil di lima olimpiade sejak tahun 2008 hingga tahun 2024,” katanya.
“Saya mengapresiasi PB.PABSI yang dipimpin oleh Bapak Rosan Roeslani dan Bapak Djoko Pramono selaku wakil ketua, Cabor Angkat Besi sangat membanggakan karena mampu mengantar atlet tampil maksimal pada keikutsertaannya pada single/multi event internasional. Sosok Eko Yuli harus menjadi inspirasi bagi atlet-atlet usia dini Indonesia,” tambahnya.
“Terima kasih atas kerja keras dan pembinaan olahraga prestasi yang dilakukan selama ini untuk Indonesia,” sambungnya.