Sabtu, 28 September 2024 – 19:56 WIB
Jakarta, VIVA – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie mengatakan bahwa Kadin sebagai mitra strategis pemerintah siap mendukung target pertumbuhan ekonomi yang telah ditetapkan oleh presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka.
Baca Juga :
Ngobrol Bareng Anak Muda, Anindya Bakrie Sebut Lapangan Kerja Masih Jadi Isu Utama
Diketahui, pasangan yang terpilih dalam pemilu 2024 itu menyatakan optimistis untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.
“Biasanya 5 persen, nanti lebih 6-7 persen, bahkan bertahap, yang saya dengar pemerintahan Prabwo akan menetapkan 8 persen, kenapa tidak? Jika dilihat dari skala yang besar, negara lain bisa. Selain (dilihat) dari PDB (Pendapatan Domestik Bruto) per kapitanya, dan per kepalanya (jumlah penduduk) juga (diperkirakan) bertumbuh menjadi 325 juta orang. Dengan APBN diketok untuk 2025 kalau tidak salah sebesar Rp3.600 Triliun,” kata Anindya dalam acara Seminar Nasional IKA Unpad, di Jakarta, pada Sabtu, 28 September 2024.
Baca Juga :
Anindya Bakrie Buka Pintu Arsjad Rasjid Jadi Ketua Dewan Pertimbangan Kadin
Diketahui, dialog Kebangsaan IKA Unpad merupakan bagian dari rangkaian acara Pelantikan Pengurus Daerah IKA Unpad Jakarta periode 2024 – 2028.
Anindya yang diundang dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia memberikan paparan dengan tema “Tantangan dan Harapan Pertumbuhan Ekonomi 2024 – 2029”.
Baca Juga :
Dinamika Kadin, Anindya Bakrie: Berakhir Manis dan Baik
Direktur Utama Bakrie & Brothers Tbk menjelaskan untuk mendukung realisasi target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen maka diperlukan 5 (lima) kunci utama.
Kunci yang pertama adalah dari sisi konsumsi rendah, di mana dari sisi pengusaha bisa memperkuat daya beli masyarakat.
Kedua, pemerintah memiliki “kaki tangan” untuk memperluas infrastruktur. Bukan hanya untuk pembuatan infrastruktur, tetapi juga di dalamnya termasuk rumah sakit dan sekolah.
Kunci yang ketiga adalah dari sisi Investasi Langsung Asing (FDI) di mana para pengusaha dapat berperan.
“Di sinilah para pengusaha bisa berperan. Bagaimana kita bisa menciptakan iklim usaha yang baik dengan rule of law yang baik, sehingga orang merasa nyaman untuk berinvestasi di Indonesia. Karena berbicara FDI bukan hanya berbicara untuk 1 atau 2 tahun, tetapi berbicara untuk 5 tahun, 10 tahun, bahkan 15 tahun,” jelas Anindya Bakrie.
Kunci keempat menurut Anindya adalah nilai investasi yang berorientasi ekspor, yang setidaknya akan berdampak pada peningkatan nilai tambah.
“Dan terakhir mengenai ekonomi hijau, ekonomi biru, dan ekonomi digital, di mana kita berhak untuk berbicara dan berperan di dunia.”
Dalam paparannya, Anindya menyebut bahwa dalam dua dekade terakhir, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang luar biasa.
“Dulu kita adalah negara berpendapatan rendah dengan angka PNB di bawah $1,145 per kapita (tahun 1970-1995), sekarang Indonesia mencapai puncaknya sebagai negara berpendapatan menengah ke atas dengan angka PNB sebesar $4,870 per kapita (tahun 2023),” ungkapnya.
Anindya menambahkan, banyak program pemerintah ke depan yang baik dan dapat dikolaborasikan seperti ketahanan energi, ketahanan pangan, ketahanan kesehatan, ketahanan infrastruktur, dan lainnya, yang sejalan dengan tiga pilar di Kadin yaitu, ketahanan pangan, keamanan kesehatan, dan keamanan energi.
“Untuk itu diperlukan upaya ekstra untuk mencapai tujuan Indonesia Emas 2045. Tahun 2024 ini merupakan momen penting yang harus kita manfaatkan sebaik mungkin sebagai batu loncatan menuju cita-cita menjadi negara berpendapatan tinggi pada tahun 2045,” tuturnya.
Kadin sebagai mitra strategis pemerintah juga siap mengambil peluang seperti ekonomi hijau, ekonomi biru, dan ekonomi digital, yang juga berfokus pada SDM, pendidikan dan kesehatan, termasuk dalam menciptakan lapangan kerja melalui kewirausahaan.
Halaman Selanjutnya
Kedua, pemerintah memiliki “kaki tangan” untuk memperluas infrastruktur. Bukan hanya untuk pembuatan infrastruktur, tetapi juga di dalamnya termasuk rumah sakit dan sekolah.