Grup musik elektronik asal Jakarta, Mataharibisu, telah secara resmi merilis album kedua mereka yang berjudul ‘Nuansa’. Album ini, yang tersedia dalam format kaset dan digital, didistribusikan oleh label rekaman Wasted Rockers Recordings. Nuansa menyajikan lagu-lagu yang terinspirasi dari pengalaman pribadi band ini, mulai dari patah hati hingga kebahagiaan sementara, semuanya disajikan dengan nuansa musik ambient dan downtempo.
Proses pembuatan album ‘Nuansa’ memakan waktu yang cukup lama, dimulai sejak tahun 2016 hingga akhirnya dirilis pada tahun 2024. Mataharibisu, yang didirikan oleh Yudistira Abjani dan Aga Rasyidi pada tahun 2008, telah menunjukkan dedikasi mereka dalam mengembangkan musik elektronik di Indonesia. Album terbaru ini menandai pertumbuhan musik elektronik lokal yang semakin pesat, dengan semakin banyaknya eksperimen musik yang menggabungkan elemen ambient, downtempo, hingga techno.
Selain itu, ‘Nuansa’ juga memperkenalkan formasi baru dengan bergabungnya Rizky Indrayadi dan Alduri Asfirna, yang menyegarkan warna musik Mataharibisu. Lagu “Mystica o un dyonee” juga diwarnai oleh kehadiran Agung Setiawan, seorang sastrawan muda yang membawa elemen artistik yang unik. Dua single utama dari album ini, “Hal-hal yang Dipatahkan Dan Dipaksakan” dan “Abu”, berhasil menarik perhatian pecinta musik elektronik.
Dengan rilis album ‘Nuansa’, Mataharibisu tidak hanya berusaha menghidupkan kembali kepopuleran kaset sebagai format fisik, tetapi juga memberikan kontribusi penting dalam meramaikan musik elektronik Indonesia. Dengan eksplorasi emosi melalui tekstur bunyi dan lirik yang puitis, Mataharibisu tetap relevan dan terus berkembang di era musik modern. Album ini merupakan bukti perjalanan panjang band ini dan juga peringatan bahwa musik elektronik Indonesia memiliki ruang besar untuk terus berinovasi. Semangat!