Opini dari Yusuf Ibrahim, seorang wartawan dan penggemar sepak bola, mencerminkan reaksi Arya Sinulingga dan Ibnu Jamil terhadap pendapat Tommy Welly tentang rencana STY “parkir bus” dalam pertandingan melawan Jepang. Dalam program live talkshow Dua Sisi di tvOne, para narasumber seperti Arya Sinulingga, Greg Nwokolo, Ibnu Jamil, dan Tommy Welly, yang dipandu oleh Dwi Anggia membahas topik “Asa Garuda Hadapi Sakura”. Tommy Welly memperkirakan bahwa STY akan cenderung bertahan total dalam pertandingan mendatang.
Terkait hal ini, Arya Sinulingga dan Ibnu Jamil bereaksi tidak setuju dengan pendapat Tommy Welly. Mereka berpendapat bahwa yang terpenting adalah STY bisa lolos dan sukses dalam kualifikasi Piala Dunia. Meskipun ada perbedaan pendapat, pada akhirnya mereka bersepakat bahwa keberhasilan harus diimbangi dengan pengembangan diri, kreativitas, dan etika yang baik dalam sepak bola. Oleh karena itu, fokus pada pertumbuhan dan pembelajaran dianggap lebih berkelanjutan untuk mencapai kesuksesan dalam jangka panjang.
Sebagai pengamat sepak bola, Yusuf Ibrahim menyoroti risiko yang dapat timbul jika terlalu memaksakan pendapat “Yang Penting Lolos” dalam meraih sukses. Risiko tersebut antara lain mendorong kecurangan dan ketidakjujuran, mengabaikan pengembangan diri, menghambat kreativitas dan eksplorasi, menciptakan kompetisi yang tidak sehat, menanamkan persepsi yang salah tentang kesuksesan, dan tekanan kesehatan mental. Oleh karena itu, dalam meraih kesuksesan di dunia sepak bola, penting untuk seimbang antara mencapai tujuan sambil menjaga etika dan pengembangan karakter.
Dengan demikian, perdebatan antara para narasumber dalam talkshow tersebut memberikan pemahaman bahwa dalam sepak bola, penting untuk tidak hanya fokus pada hasil akhir, namun juga pada proses, etika, dan pengembangan diri. Semoga artikel ini memberikan wawasan dan pemahaman yang lebih dalam tentang strategi meraih sukses dalam dunia sepak bola.