Indonesia, dengan keberagaman budayanya yang memukau, merupakan negara yang kaya akan warisan budaya. Setiap gerak tari, irama musik, kain batik, dan jejak sejarah di tanah air menjadi saksi dari kekayaan budaya yang telah diwariskan turun-temurun. Namun, di balik keindahan tersebut, terdapat perjuangan yang keras untuk membawa warisan budaya Indonesia ke tingkat internasional melalui diplomasi budaya.
Mendapatkan pengakuan internasional untuk warisan budaya Nusantara bukanlah tugas yang mudah. Globalisasi seringkali mengancam identitas lokal, sehingga upaya melestarikan dan memperkenalkan warisan budaya Indonesia ke dunia luar menjadi semakin penting. Indonesia berhasil mencatatkan 11 warisan budaya takbenda (WBTB) di UNESCO, mulai dari Tari Saman hingga Pencak Silat. Pengakuan ini bukan hanya sebatas penghormatan, tetapi juga sebagai pengingat bahwa warisan budaya harus dijaga dan dilestarikan oleh seluruh masyarakat.
Meskipun pencapaian tersebut membawa kebanggaan, Indonesia masih dihadapkan pada tantangan. Upaya melestarikan warisan budaya harus dilakukan dengan pendekatan yang modern dan relevan. Bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa resmi dalam sidang UNESCO adalah tonggak sejarah bagi diplomasi budaya Indonesia. Namun, bahasa Indonesia menghadapi ancaman dari penggunaan bahasa asing di kalangan generasi muda. Oleh karena itu, pendidikan dan kebijakan pemerintah harus memastikan bahwa bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa utama yang dihargai.
Dalam upaya menjaga identitas nasional, Indonesia juga terlibat dalam repatriasi benda-benda bersejarah yang berasal dari tanah air. Proses repatriasi ini adalah bagian dari perjuangan untuk mengklaim kembali identitas budaya yang sudah lama “hilang.” Indonesia juga meraih apresiasi di dunia perfilman internasional dengan film-film yang menceritakan kisah-kisah budaya lokal. Namun, pekerjaan rumah masih banyak harus diselesaikan, terutama dalam menjaga relevansi dan kehidupan warisan budaya di tengah masyarakat digital saat ini.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus berupaya dalam mempromosikan dan melestarikan warisan budaya Indonesia. Program Kampus Merdeka memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar di luar kampus dan berinteraksi langsung dengan masyarakat untuk melestarikan warisan budaya lokal. Melalui inisiatif ini, diharapkan generasi muda akan menjadi agen pelestari budaya di masa depan.
Globalisasi membawa tantangan dan peluang bagi budaya Indonesia. Identitas budaya harus terus diperkuat melalui pendidikan, diplomasi, dan kebijakan publik. Pengakuan internasional terhadap warisan budaya Indonesia adalah sebuah prestasi, namun menjaga, melestarikan, dan mempromosikan warisan budaya Nusantara merupakan tanggung jawab bersama untuk generasi sekarang dan mendatang. Slogan “Warisan budaya adalah identitas kita” harus dihayati sebagai panggilan untuk terus menjaga dan melestarikan kekayaan budaya Indonesia.