Kajian budaya memiliki peran penting dalam pemahaman budaya sebagai suatu proses pemaknaan. Budaya dipandang bukan hanya sebagai warisan turun-temurun, tetapi juga sebagai hasil dari interaksi sosial yang situasional. Eksistensi budaya sangat bergantung pada dinamika kekuasaan dan interaksi yang terjadi. Dalam konteks globalisasi, budaya mengalami pengaruh yang signifikan. Interaksi antarbudaya semakin marak dan ini menuntut sikap bijak dalam menghadapi perbedaan budaya. Di Indonesia, tantangan yang muncul adalah krisis identitas, sebuah konsep yang dijelaskan oleh psikolog Erik Erikson. Krisis identitas menjadi momen penting dalam pembentukan jati diri seseorang. Faktor globalisasi dan perubahan sosial menjadi pemicu terjadinya krisis identitas dalam konteks budaya. Salah satu dampak dari krisis identitas akibat globalisasi adalah erosi budaya lokal. Penggunaan bahasa Inggris yang berlebihan di media sosial memunculkan pro kontra di masyarakat. Hal ini juga tampak dalam content creator di TikTok yang menggunakan bahasa Inggris dalam konten mereka. Modernisasi dan urbanisasi juga memengaruhi keberlangsungan budaya lokal, dimana perpindahan penduduk dari desa ke kota membuat kearifan lokal terkikis. Dominasi budaya populer dari luar negeri juga menimbulkan dampak terhadap minat masyarakat terhadap budaya lokal. Krisis identitas, erosi budaya lokal, modernisasi, urbanisasi, dan dominasi budaya populer hanyalah sebagian kecil dampak yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Dalam menghadapi kompleksitas ini, pelestarian keberagaman budaya menjadi tantangan penting di tengah pesatnya perkembangan zaman.