Musik film memiliki peran vital dalam membentuk suasana, menggerakkan emosi, dan menyampaikan pesan yang tak terungkapkan melalui dialog atau visual. Sebagai “jiwa” dalam dunia sinema, musik bisa mengikat alur cerita, memperdalam karakter, dan meninggalkan kesan mendalam pada penonton. Salah satu pelopor karya musik film di Indonesia adalah The Spouse—duo musik yang telah membuktikan kekuatan soundtrack sebagai bagian tak terpisahkan dari sebuah kisah visual. Tony Merle dan Aimee Saras, duo di balik The Spouse, mulai bersinar lewat film “A Copy of My Mind” (2015) arahan Joko Anwar. Kolaborasi mereka dalam lagu “One Moon-Lit Night” berhasil memperkuat atmosfer film dan mengantarkan mereka ke dunia musik film secara lebih dalam lagi.
Momen keberhasilan tersebut membuat Joko Anwar kembali mempercayakan The Spouse untuk menciptakan Original Soundtrack (OST) bagi film horor kultusnya, “Pengabdi Setan” (2017). Lagu “Kelam Malam” dari film tersebut tidak hanya menghipnotis jutaan penonton, tetapi juga meraih berbagai penghargaan bergengsi, seperti Piala Citra dan Indonesia Box Office Music Awards. Kepercayaan Joko Anwar pada The Spouse terus berlanjut, terbukti lewat kolaborasi mereka untuk sekuel “Pengabdi Setan 2: Communion” (2022) dan film “Perempuan Tanah Jahanam” (2019) yang juga sukses besar.
The Spouse tak hanya fokus pada melodi dalam karyanya, tetapi juga pada kolaborasi yang kuat. Mereka melibatkan berbagai musisi dan ahli di belakang layar untuk memastikan setiap lagu mereka tidak hanya didengar, tapi juga dirasakan sebagai bagian integral dari pengalaman menonton film. Sekarang, album self-titled The Spouse dirilis dalam format piringan hitam oleh Lamunai Records, memuat sembilan lagu ikonis yang pernah menyertai film-film populer, seperti “Ave Maryam” (2022). Seluruh lagu diaransemen ulang dengan kualitas audio yang lebih baik, menciptakan perjalanan audio-visual yang mengajak pendengar bernostalgia dengan adegan-adegan film yang legendaris.
Kesuksesan The Spouse dalam mengangkat industri musik film Indonesia layak diacungi jempol. Mereka berhasil membuktikan bahwa soundtrack tidak hanya sekadar pelengkap, tetapi juga memiliki peran penting dalam memperkaya cerita suatu film. Album piringan hitam mereka merupakan saksi perjalanan evolusi musik film Indonesia dari tahun 2015 hingga 2022. Diharapkan karya-karya The Spouse tidak hanya dinikmati, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi mendatang untuk terus menjelajahi gabungan harmonis antara musik dan film. Dengan semangat itu, The Spouse bertekad terus menjadi bagian vital dari industri kreatif Indonesia, memberikan kontribusi satu not demi satu not, layar demi layar.