Pada Selasa, 25 Februari 2025, IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) akhirnya ditutup turun ke level 6.587,08 setelah mengalami koreksi sebanyak 2,40 persen atau 165,51 poin. Menurut laporan dari Phintraco Sekuritas, indikator teknikal menunjukkan bahwa terjadi death cross dalam pergerakan IHSG. Ini sejalan dengan indikator MACD yang menunjukkan mulai terbentuknya negative slope. Penurunan IHSG dipicu oleh koreksi yang merata di seluruh sektor saham, khususnya sektor material dasar yang mengalami penurunan 3,45 persen. Sektor consumer primer dan energi juga turut mengalami penurunan masing-masing sebesar 3,26 persen dan 2,62 persen. CGS Sekuritas turut mengulas kinerja sejumlah emiten saham, seperti PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) yang menguat 4,17 persen, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) yang stagnan, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang melemah, Indofood Sukses Makmur Tbk yang turun, dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) yang juga turun. Saham BRMS tercatat merosot sebanyak 3,35 persen, dipengaruhi oleh kenaikan harga emas.