PT Astra International Tbk mencatat pendapatan bersih sebesar Rp 330,92 triliun pada tahun 2024, dengan kenaikan 5 persen secara year on year (yoy) dari tahun sebelumnya. Laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga tumbuh hampir 1 persen menjadi Rp 34,05 triliun, meskipun tidak termasuk penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina. Hal ini membuat laba bersih ASII naik tipis menjadi Rp 34,1 triliun.
Menurut Presiden Direktur Astra Internasional, Djony Bunarto Tjondro, grup berhasil mencatat laba bersih yang solid pada tahun 2024 meskipun sentimen konsumen di Indonesia melemah. Tiga bisnis ASII yang memberikan kontribusi paling tinggi terhadap laba bersih adalah segment alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi sebesar Rp 11,99 triliun, diikuti oleh unit usaha otomotif sebesar Rp 11,21 triliun, dan jasa keuangan sebesar Rp 8,35 triliun.
Meskipun penjualan mobil Astra mengalami penurunan 14 persen menjadi 483 ribu unit, pangsa pasar ASII berhasil dipertahankan sebesar 56 persen. Di sisi lain, penjualan sepeda motor oleh PT Astra Honda Motor malah mengalami peningkatan menjadi 4,9 juta unit atau naik 1 persen dari tahun sebelumnya.
Pertumbuhan yang signifikan juga terjadi pada segmen jasa keuangan ASII, dengan laba bersihnya meningkat 6 persen secara tahunan. Bisnis pembiayaan konsumen berhasil meningkatkan portofolio pembiayaan hingga 9 persen menjadi Rp 128,2 triliun. Hal ini mencerminkan pertumbuhan solid pada pembiayaan multiguna dan peningkatan pangsa pasar pembiayaan kendaraan baru.
Melihat prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik, perseroan optimis dalam menghadapi ketidakpastian jangka pendek dengan neraca keuangan yang solid. Dengan posisi yang kuat, ASII berencana untuk terus melakukan investasi guna memperkuat bisnis inti dan menjajaki peluang baru untuk mendorong pertumbuhan jangka menengah dan panjang.