Rabies adalah penyakit yang mematikan dan harus ditangani segera setelah gigitan hewan terjadi. Gejala rabies berkembang secara bertahap, dimulai dari fase prodromal atau gejala awal yang sering disamarkan dengan gejala flu. Selanjutnya, pada fase sensoris atau rangsangan, gejala menjadi lebih spesifik terutama di area gigitan. Kemudian, fase eksitasi atau agitasi ditandai dengan gejala neurologis yang semakin jelas seperti kecemasan, halusinasi, dan perubahan perilaku drastis. Terakhir, fase paralitik atau lumpuh adalah fase terakhir yang berujung pada kematian.
Rabies adalah masalah kesehatan serius di banyak negara termasuk Indonesia, dengan jumlah kasus gigitan hewan penular rabies yang cukup tinggi. Virus rabies ditularkan melalui gigitan atau air liur hewan yang terinfeksi, dan anjing merupakan sumber utama penularan. Namun, virus rabies dapat dicegah dengan vaksinasi, baik pada hewan peliharaan maupun manusia yang berisiko.
Penting untuk mengenali gejala rabies pada manusia agar penanganan dapat dilakukan secepat mungkin. Tahapan gejala rabies meliputi fase prodromal, fase sensoris, fase eksitasi, dan fase paralitik. Rabies hampir selalu berujung pada kematian jika tidak ditangani dengan cepat.
Mengetahui tahapan gejala rabies penting untuk mencegah dampak fatal penyakit ini. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa rabies menyebabkan puluhan ribu kematian setiap tahun, terutama di Asia dan Afrika, sehingga kesadaran akan pentingnya pencegahan rabies melalui vaksinasi sangat diperlukan.