Harga Bitcoin mengalami perubahan yang signifikan dalam beberapa hari terakhir, dengan pelaku pasar menjadi lebih optimis namun tetap waspada terhadap potensi koreksi lanjutan. Di tengah situasi global dan perang dagang yang sedang terjadi, pertanyaan muncul apakah Bitcoin akan dapat mencapai rekor tertingginya kembali. Pada Jumat, 11 April 2025, harga Bitcoin mencapai USD81.169 atau sekitar Rp1,36 miliar dengan kenaikan sekitar 7 persen dalam 24 jam terakhir. Kabar mengenai penundaan tarif ekspor-impor yang kontroversial oleh Donald Trump mempengaruhi kenaikan harga ini.
Namun, analis kripto seperti Doctor Profit tetap skeptis terhadap lonjakan harga Bitcoin tersebut. Doctor Profit memperingatkan bahwa koreksi harga Bitcoin mungkin belum berakhir, dan memprediksi Bitcoin masih memiliki potensi untuk turun sebelum memulai reli berikutnya. Berdasarkan analisis makroekonomi, Doctor Profit menilai bahwa Bitcoin baru akan menunjukkan tren naik signifikan pada Mei atau Juni 2025, dengan harga potensial mencapai USD120.000 hingga USD140.000 atau sekitar Rp2,01 miliar hingga Rp2,35 miliar.
Dengan harga Bitcoin saat ini mendekati USD82.000 atau sekitar Rp1,38 miliar, investor menjadi bertanya-tanya apakah ini awal dari reli besar berikutnya atau hanya pantulan sementara sebelum harga turun lebih dalam. Pertanyaan tersebut hanya bisa dijawab oleh waktu, sementara pasar harus siap menghadapi potensi tekanan jual lebih lanjut sebelum kembali ke tren naik yang signifikan.