Band grunge asal Jakarta, Red Voqus, kembali menegaskan eksistensinya dalam industri musik Indonesia dengan merilis single terbaru berjudul “Broken Dolls”. Lagu ini tidak hanya menyuguhkan suara musik yang kuat, tetapi juga menyampaikan pesan yang kuat tentang penolakan terhadap perundungan dan perjalanan transformasi dari korban menjadi individu yang berani melawan ketidakadilan.
Sebagai simbol perjuangan, “Broken Dolls” diciptakan untuk para individu yang sering diabaikan, dianggap lemah, atau dihadapkan pada penderitaan yang membuat mereka terdiam.
Melalui aransemen yang gelap, lagu ini menggambarkan perjalanan emosional dari seseorang yang pada awalnya terpuruk dalam rasa tidak berdaya dan keputusasaan, hingga akhirnya menemukan kekuatan untuk bangkit.
Alit, vokalis dan gitaris Red Voqus, menjelaskan bahwa lagu ini lahir dari keinginan untuk memberikan suara bagi individu yang merasa terpinggirkan. “Kami ingin agar ‘Broken Dolls’ menjadi pengingat bahwa di titik terendah, itulah kita bisa menemukan kekuatan untuk berubah. Setiap luka bisa menjadi semangat untuk melawan,” katanya.
Secara musikal, lagu ini menggabungkan riff gitar yang kuat dari era grunge 90-an, ritme drum yang agresif, dan vokal yang penuh tekanan untuk menyampaikan lirik yang tajam. Dengan nuansa gelap yang tercipta melalui harmonisasi instrumen, lagu ini mengundang pendengar untuk merasakan perjuangan batin antara putus asa dan harapan.
Tak heran jika Red Voqus menyebut “Broken Dolls” sebagai “nada pemberontakan dalam keheningan”, yang sangat relevan bagi mereka yang merasa suaranya tak terdengar atau diabaikan.
Kini, single “Broken Dolls” dapat dinikmati secara global melalui berbagai platform musik digital seperti Spotify, Apple Music, dan YouTube Music. Peluncuran lagu ini juga menandai kembalinya Red Voqus setelah periode tidak aktif.
Sejak berdiri pada tahun 2016, band ini terdiri dari Alit (vokal/gitar), Gian (gitar), Vino (bass), dan Dicoy (drum). Mereka konsisten mengusung genre stoner grunge, terinspirasi oleh legenda seperti Soundgarden dan Alice in Chains.
Dikenal dengan kemampuan menyatukan melodi melankolis dengan energi yang kuat dalam musiknya, Red Voqus telah merilis berbagai karya sebelumnya seperti “Blind Woman Tears” (2018), “Nothing Is Silence” (2018), “Sanctuary” (2019), dan “Heresy” (2020).
Melalui lirik yang berisi pesan humanis dan kritik sosial, Red Voqus terus berkomitmen untuk berkarya meskipun di tengah dinamika industri musik yang kompleks.
Dengan elemen gitar yang dominan, ritme energik, dan vokal yang penuh emosi, Red Voqus berhasil menciptakan pengalaman mendengarkan yang mendalam dan memotivasi. Peluncuran “Broken Dolls” tidak hanya menunjukkan perkembangan musikal mereka, tetapi juga menguatkan tujuan band ini untuk menggunakan musik sebagai alat untuk menciptakan perubahan sosial.
Single ini siap menjadi soundtrack inspiratif bagi siapa pun yang sedang melawan untuk menemukan kembali suara dan keberanian mereka.