Band indie asal Kota Yogyakarta, Untitled Joy, kembali memperkenalkan single terbaru mereka yang berjudul “Bilur Membiru” setelah sebelumnya merilis lagu “3.33” pada akhir tahun 2024. Dalam lagu ini, band ini mencerminkan suara kelas menengah yang sering merasa terjebak dalam ambiguitas, namun tetap memiliki sikap kritis terhadap realitas sosial di sekitarnya. Meskipun terkesan tidak terlibat langsung dalam aksi sosial, Untitled Joy berusaha menunjukkan bahwa kelas menengah juga memiliki cara tersendiri untuk mengekspresikan keresahan mereka.
Dengan lirik-lirik filosofis, lagu “Bilur Membiru” menggambarkan denyut kegelisahan zaman serta respons terhadap situasi politik yang sedang terjadi. Band ini menekankan bahwa lagu mereka bukan hanya sekadar ekspresi musikal, tetapi juga sebuah upaya merekam dinamika sosial-politik yang memengaruhi kehidupan kolektif. Lagu ini sudah dapat dinikmati melalui berbagai platform musik digital dan video liriknya dapat disaksikan di kanal YouTube resmi Untitled Joy.
Dikabarkan bahwa single “Bilur Membiru” akan menjadi bagian dari album penuh yang sedang persiapan untuk dirilis dalam waktu dekat. Dengan proyek ini, band ini berjanji akan memberikan karya yang lebih matang baik dari segi musikal maupun konseptual. Dengan formasi yang terdiri dari Nico Okada, Adi Ripa, Bagus Tomo, Riyan Kresnandi, dan Bagus Handy, Untitled Joy telah menjadi figur penting dalam musik post-punk sejak didirikan pada tahun 2009. Mereka dikenal karena konsistensi mereka dalam mengusung tema-tema kritis dengan musik gelap dan intens.
Melalui kemampuan mereka dalam mengolah lirik reflektif dengan struktur musik yang kompleks, Untitled Joy terus memperluas pengaruh mereka di kalangan pendengar yang mencari musik dengan muatan sosial. Lagu “Bilur Membiru” dengan dentuman drum ritmis dan riff gitar tajam menciptakan latar belakang yang cocok untuk vokal emosional dari Nico. Konsistensi band ini dalam mengeksplorasi tema-tema besar dalam musik mereka membuat para penggemar semakin antusias menantikan album penuh yang akan datang. Seperti apa penjelajahan mereka dalam tema-tema besar dalam format yang lebih panjang, masih menjadi pertanyaan yang dinantikan jawabannya.