Pada kuartal setiap tahunnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI selalu menerapkan strategi konservatif dalam penyaluran kreditnya. Hal tersebut tampak pada kuartal pertama tahun 2025, di mana BNI memilih untuk melanjutkan ekspansi secara terukur dengan fokus pada segmen korporasi yang berkualitas tinggi. Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo, menjelaskan bahwa di tengah ketidakpastian global, BNI tetap memprioritaskan perbaikan kualitas kredit dan menjaga likuiditas. Kredit BNI mencatat pertumbuhan sebesar 10,1 persen pada kuartal pertama 2025, mencapai Rp765,47 triliun. Segmen korporasi mendominasi portofolio kredit BNI dengan 56,6 persen, diikuti oleh segmen konsumer dengan 18,9 persen. BNI juga melakukan upaya melalui akuisisi kredit dari nasabah korporasi maupun nasabah eksisting di segmen menengah dan kecil.
Di sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), transformasi digital turut memberikan dorongan pada peningkatan dana murah. BNI mencatat pertumbuhan DPK sebesar 5 persen menjadi Rp819,58 triliun, dengan tabungan yang tumbuh 10,2 persen dan giro sebesar 3,4 persen yoy. Komposisi CASA BNI mencapai 70,5 persen, meningkat dari akhir tahun sebelumnya. Biaya dana atau cost of fund kuartal pertama 2025 turun menjadi 2,75 persen secara tahunan. Strategi menjaga likuiditas terlihat dari turunnya loan to deposit ratio (LDR) dari 96,1 persen menjadi 93,1 persen di kuartal pertama 2025, memungkinkan BNI untuk terus menumbuhkan kredit sesuai target yang ditetapkan. Hal tersebut juga tercermin dari penurunan rasio non performing loan (NPL) dan loan at risk (LAR) serta penghematan beban pencadangan. BNI tetap berkomitmen untuk menjaga kehati-hatian dalam setiap langkahnya, dengan menyesuaikan strategi kredit sesuai kebutuhan pasar.