Menjelang Hari Raya Waisak, umat Buddha di berbagai belahan dunia tengah merayakan momen penting ini dengan tradisi-tradisi yang sarat nilai budaya dan spiritual. Peringatan ini bertujuan untuk mengenang tiga peristiwa agung dalam kehidupan Buddha Gautama, yaitu kelahiran, pencerahan, dan wafatnya. Waisak menjadi momentum yang menggambarkan kebahagiaan, kedamaian, serta mempererat solidaritas umat Buddha global. Tak hanya di Indonesia, negara-negara lain juga merayakan Waisak dengan tradisi khas masing-masing.
Di Indonesia, perayaan Waisak umumnya diadakan di Candi Mendut dan Candi Borobudur. Acara dimulai dengan upacara puja bakti di Candi Mendut, dilanjutkan dengan kirab menuju Candi Borobudur. Selama kirab, umat membawa Api Dharma dan Air Suci sebagai bagian dari ritual sakral. Di Candi Borobudur, ribuan lampion dilepaskan ke langit malam sebagai simbol harapan dan kedamaian.
Jepang merayakan Waisak dengan tradisi mengelilingi bunga teratai yang diyakini tumbuh dari tempat awal langkah bayi Buddha. Ritual khas Jepang melibatkan memandikan patung Buddha dengan ama-cha, teh manis yang dibuat dari daun hydrangea, dan menghiasnya dengan bunga teratai sebagai tanda penghormatan.
Di Nepal, negara kelahiran Buddha, perayaan Waisak disambut dengan kemeriahan. Umat mengenakan pakaian putih, berdoa di kuil-kuil, dan mengunjungi tempat-tempat suci seperti Kuil Swayambhunath atau Monkey Temple. Mereka juga melakukan aksi berbagi makanan kepada yang membutuhkan dan berziarah ke Lumbini sebelum menyantap kheer, puding manis dari beras.
Tiongkok merayakan Waisak sebagai hari kelahiran Buddha dengan Festival Memandikan Buddha. Ritual ini melibatkan penyiraman air harum pada patung Buddha bayi yang telah didoakan, sebagai upaya membawa keberkahan dan membersihkan batin.
Thailand menjadikan Hari Waisak sebagai hari libur nasional. Umat Buddha memperingatinya dengan persembahan makanan, lilin, dan bunga sebagai tanda pengorbanan duniawi. Mereka beribadah di vihara, mendengarkan khotbah, dan mengelilingi kuil dengan membawa lilin. Bendera Buddha dengan enam garis warna dikibarkan sebagai simbol semangat dan kebanggaan terhadap ajaran Buddha.
Sebagai momen sakral dan bersejarah, peringatan Hari Raya Waisak menjadi momen penting bagi umat Buddha di seluruh dunia. Tradisi yang kaya nilai spiritual ini tidak hanya mempererat hubungan antar umat Buddha, tetapi juga memberikan inspirasi dan makna mendalam bagi kehidupan.