Jasad, salah satu ikon death metal Indonesia yang telah aktif sejak era 90-an, terus menunjukkan keberhasilan dan eksistensinya yang konsisten. Band asal Ujungberung, Bandung, telah mempertahankan akar musik ekstrem mereka sambil tetap beradaptasi dengan perkembangan industri musik.
Dengan karir panjang dan banyak pencapaian, Jasad telah manggung di dalam dan luar negeri, merilis berbagai karya legendaris, dan membangun identitas musik yang keras, brutal, namun penuh inovasi. Mereka terus berkreasi sejak awal berdiri, dari perilisan EP ‘C’est La Vie’ (1996) hingga album penuh ‘Withness of Perfect Torture’ (2001), ‘Annihilate the Enemy’ (2005), ‘Rebirth of Jatisunda’ (2013), dan album terbaru ‘5’ (2019).
Selain album-album mereka, berbagai demo, single, dan kolaborasi memperkaya katalog musik Jasad. Pada 5 Mei 2025, Jasad akan meluncurkan proyek reissue lagu-lagu lawas mereka, sebagai bentuk penghargaan kepada para penggemar. Meskipun sempat tertunda karena kondisi kesehatan vokalis utama, Man, band ini tetap bersemangat melanjutkan proyek dengan formasi baru dan proses pemulihan Man.
Lagu pertama yang dihidupkan kembali adalah “Getih Jang Getih” dari album ‘Annihilate the Enemy’ (2005), yang menghadirkan sentuhan modern namun tetap mengusung tema kematian metal klasik Jasad. Selain versi lagu baru, Jasad juga merilis video musik versi ke-2 dan album fisik ‘Stems’ yang berisi trek instrumental untuk memungkinkan penggemar membuat versi playthrough mereka sendiri.
Sementara itu, Jasad tengah mempersiapkan sejumlah rencana besar seperti tur nasional dan internasional, kolaborasi dengan band terkenal, serta album baru. Dengan kehadiran energi baru dari Popo Puji, Jasad terus menunjukkan fleksibilitas dan inovasi mereka. ‘Stems’ juga merupakan bukti komitmen Jasad dalam mendorong kreativitas komunitas musik.
Selama tiga dekade, Jasad tetap relevan dan memimpin dengan gaya mereka sendiri, terus mendorong batas kreativitas. Dukungan dan kejutan dari Jasad masih dapat diikuti melalui akun media sosial resmi mereka, menegaskan bahwa identitas mereka tidak akan pernah tenggelam oleh gelombang zaman.