Di dapur Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Pesantren Persatuan Islam (Persis) di Tarogong, Garut, Jawa Barat, siswa tidak hanya diberi makan, tetapi juga terlibat dalam rantai pasok berbasis masyarakat. Ini berarti bahwa orang tua siswa menjadi pemasok utama bahan makanan, sementara siswa menjadi penerima langsung dari Program Unggulan Presiden Prabowo Subianto. Dapur ini tidak hanya membeli langsung bahan makanan dari keluarga siswa, tetapi juga memastikan kualitas gizi yang memenuhi standar Badan Gizi Nasional.
Melalui integrasi pasok dan konsumsi, pelaksanaan dapur MBG berjalan lancar. Unit Layanan Pemenuhan Gizi Sekolah (SPPG) memiliki tim dapur berpengalaman yang kini fokus pada persiapan makanan dengan standar gizi tinggi. Meskipun dapur MBG baru resmi beroperasi pada 6 Januari 2025, uji coba telah dilakukan sejak Desember 2024. Administrasi sekolah bahkan telah menyesuaikan ruang olahraga menjadi fasilitas persiapan makanan.
Ahli gizi yang bertanggung jawab atas menu dapur memastikan kepatuhan terhadap standar gizi, dan bahan baku yang tidak memenuhi persyaratan langsung ditolak. Hasilnya, dapur telah beroperasi selama lima bulan tanpa keluhan dari siswa atau keluarga mereka. Bahkan, pendekatan edukasi gizi yang luas telah membantu mengurangi keluhan dari anak-anak terhadap sayuran.
Dengan kunjungan delegasi pemerintah lokal dan pusat, dapur MBG di Persis Garut mendapat apresiasi karena telah menjalankan operasional sesuai standar nasional. Kepala Bulog Kabupaten Garut bahkan menyatakan komitmennya untuk mendukung pengembangan lebih dari 300 dapur MBG di wilayah tersebut. Ini menunjukkan kontribusi positif dari program ini dalam memberikan dampak sosial dan ekonomi yang signifikan bagi masyarakat setempat.