Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan kepada Presiden Prabowo Subianto tentang penurunan lifting minyak nasional. Pada tahun 2024, lifting minyak Indonesia hanya mencapai 580 ribu barel per hari, jauh lebih rendah dibandingkan dengan level tahun 1996-1997 yang mencapai 1,5-1,6 juta barel per hari. Situasi ini mengakibatkan Indonesia harus mengimpor minyak hingga 1 juta barel per hari untuk memenuhi kebutuhan konsumsi nasional sekitar 500.000 barel per hari. Bahlil juga menyoroti konsumsi migas nasional sekitar 1,6 juta barel dan biaya impor migas tahunan sekitar US$35-US$40 miliar.
Untuk mengurangi ketergantungan pada impor migas, Kementerian ESDM bersiap untuk meningkatkan lifting minyak. Target pada tahun 2029 adalah mencapai 1 juta barel per hari. Bahlil menjelaskan bahwa potensi migas Indonesia dari 128 cekungan, di mana 68 cekungan belum dimanfaatkan. Dengan memanfaatkan total cekungan yang ada, diharapkan lifting minyak bisa mencapai 900.000-1 juta barel per hari pada tahun 2029 hingga 2030. Itulah upaya pemerintah dalam mengoptimalkan potensi sumber daya migas di Indonesia.