Coma Des Cities, grup musik baru asal Bandung, baru saja merilis single perdana mereka yang berjudul “REDUM”. Lagu ini memuat cerita tentang penderitaan dan keheningan yang disebabkan oleh ketidakadilan. Sebagai karya pertama, “REDUM” menjadi monumen suara bagi individu yang sering terpinggirkan.
Musik selalu menjadi cara yang tepat untuk menyuarakan tragedi dan penderitaan. Melalui lirik dan melodi “REDUM”, Coma Des Cities berhasil menggambarkan kecemasan, ketakutan, dan kehancuran yang dialami korban langsung dari tragedi kolonialisme. Dengan emosi yang membara dan lirik yang kuat, lagu ini menyentuh hati pendengar.
Dalam suasana di mana suara yang tertindas sering kali tidak terdengar, Coma Des Cities berhasil menghidupkan kembali narasi mereka melalui musik yang menggugah. Mereka berkomitmen untuk menggunakan musik sebagai bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan. Melalui “REDUM”, band ini menawarkan penghargaan kepada mereka yang mengalami kekalahan sejarah namun kisahnya tetap hidup lewat seni.
Terdiri dari Akhyar Bagaskara, Rizky Mahen, Ridwan Ariansyah, Agung Dafin, dan Ruly Ramdhani, Coma Des Cities siap melanjutkan perjalanan mereka sebagai suara bagi mereka yang terpinggirkan. Mereka meyakini bahwa musik adalah senjata yang ampuh dalam melawan lupa. Lewat lagu ini, band ini mengundang pendengar untuk merasakan serangkaian emosi yang terpendam dan harapan yang menyala dalam keheningan.