Hadhramaut, kwartet meditative doom metal asal Bandung, menciptakan gebrakan dengan merilis single terbaru yang menghadirkan unsur tradisional Sunda secara mengejutkan. Dalam lagu “Kolaps” yang dirilis melalui KOMA Records, Hadhramaut tidak hanya menampilkan nuansa gelap doom metal yang khas, tetapi juga menggabungkan suara melankolis dari rebab jangkung atau tarawangsa, alat musik gesek tradisional Sunda.
Kolaborasi unik ini bukan hanya sekadar eksperimen suara, melainkan juga memiliki makna filosofis yang dalam sesuai dengan tema gelap yang diusung dalam lagu. “Kolaps” menggambarkan kehancuran bumi akibat eksploitasi manusia, dengan tarawangsa menjadi simbolisasi dari sikap berserah diri terhadap bencana-bencana yang terus terjadi.
Sebagai band yang terinspirasi oleh OM, Sleep, Electric Wizard, dan 1782, Hadhramaut menciptakan identitas musik mereka melalui perpaduan atmosfer meditatif dan keganasan doom metal. Dengan vokal parau Ariel, ritme drum Liam, dan suara gitar dan bass yang khas, mereka berhasil menciptakan “kekacauan yang menenangkan” dalam lagu-lagu mereka.
Dalam “Kolaps”, Hadhramaut melampaui batas eksplorasi bunyi mereka dengan memasukkan tarawangsa sebagai elemen esensial. Kombinasi antara suara-suaranya menciptakan palet audio yang intens, mengangkat kisah apokaliptik lagu ke tingkat yang lebih dalam. Dengan keberanian mereka dalam memadukan unsur tradisional dengan doom metal modern, Hadhramaut terus membuktikan eksistensinya sebagai salah satu pelaku kreatif di dunia musik ekstrem Indonesia.