Pada bulan April 2025, neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sebesar US$160 juta, menurun dari bulan Maret 2025 yang mencapai US$4,33 miliar. Hal ini disampaikan oleh Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Pudji Ismartini. Surplus perdagangan tersebut disumbang oleh ekspor sebesar US$20,74 miliar yang naik 5,76 persen dibanding tahun sebelumnya, dan impor sebesar US$20,59 miliar yang naik 21,84 persen. Peningkatan impor non-migas menjadi faktor utama dalam surplus perdagangan tersebut, dengan komoditas seperti bahan bakar mineral, lemak hewani, lemak nabati, dan besi baja mencatatkan surplus.
Surplus perdagangan Indonesia telah terjadi selama 60 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Nilai impor migas pada April 2025 mengalami penurunan sebesar 15,57 persen, sementara impor non-migas meningkat 29,86 persen. Seluruh komponen impor menurut jenis penggunaan mengalami peningkatan, termasuk impor barang konsumsi dan bahan baku penolong. Impor barang konsumsi naik 18,46 persen, sementara impor bahan baku penolong yang berkontribusi sebesar 14,10 persen dari total impor April 2025 naik 18,93 persen.