Rambut mohawk bukan sekadar gaya, melainkan simbol pernyataan sikap bagi banyak punker. Sebelum menjadi ikon subkultur punk, mohawk memiliki akar sejarah yang panjang dan berlapis. Nama “mohawk” sebenarnya berasal dari suku Mohawk Nation, namun gaya rambut tersebut lebih sering diasosiasikan dengan suku Pawnee dan Mohican. Gaya rambut mohawk baru menjadi tren populer setelah munculnya gelombang punk di akhir 1970-an.
Pada awal abad ke-20, gaya rambut mohawk dikenal dalam budaya populer modern karena beberapa prajurit Amerika dan Inggris selama Perang Dunia II mengenakan potongan rambut mohawk untuk membangun mentalitas siap tempur. Pasca Perang Dunia II, gaya rambut mohawk menjadi identik dengan subkultur punk, di mana mohawk menjadi pernyataan visual paling mencolok.
Seiring menyebarnya musik punk ke seluruh dunia, gaya rambut mohawk juga ikut tersebar. Mohawk menjadi simbol keterikatan global terhadap semangat anti-kemapanan dan menjadi simbol budaya resistensi lintas batas. Di Indonesia, mohawk mulai populer pada era 1990-an bersamaan dengan masuknya pengaruh musik punk. Komunitas punk di berbagai kota besar di Indonesia mulai menganggap mohawk sebagai identitas visual yang kuat.
Meskipun mohawk tidak lagi eksklusif milik punk dan digunakan dalam berbagai komunitas, bagi punker sejati mohawk masih memiliki makna yang mendalam. Di Indonesia, mohawk masih terlihat di gigs bawah tanah, demonstrasi buruh, atau festival kolektif sebagai simbol perlawanan. Dibalik gaya rambut mohawk, terdapat cerita tentang sejarah, budaya, politik, dan pilihan hidup yang menegaskan bahwa keberanian untuk berbeda adalah bentuk kekuatan tersendiri.