Pada kuartal pertama tahun 2025, PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP), sebuah emiten perkebunan kelapa sawit Grup Bakrie, mencatat peningkatan penjualan sebesar 5 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp 497 miliar. Direktur Utama UNSP, Bayu Irianto, menjelaskan bahwa peningkatan ini juga diikuti dengan kenaikan laba kotor sebesar 36 persen menjadi Rp 134 miliar, laba operasi naik 392 persen menjadi Rp 48 miliar, dan EBITDA meningkat 249 persen menjadi Rp 89 miliar. Penjualan terutama didominasi oleh komoditas sawit sebesar Rp 453 miliar, dan komoditas karet sebesar Rp 44 miliar.
Bayu juga menekankan bahwa perusahaan terus berupaya meningkatkan produktivitas kebun dengan strategi peremajaan menggunakan bibit unggul. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan harga komoditas sawit CPO dunia, yang naik secara signifikan dari rata-rata bulanan US$987 per ton CIF Rotterdam pada kuartal-1 2024 menjadi US$1.232 per ton pada kuartal-1 2025. Di samping itu, UNSP juga melakukan optimalisasi produktivitas pabrik dengan cara membeli buah sawit dari petani untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
Selain itu, UNSP juga mengikuti protokol ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) yang menekankan pada prinsip ramah lingkungan dan keberlanjutan. Prinsip tersebut mencakup kebijakan “zero-burning” untuk kegiatan perkebunan serta aspek keberlanjutan dalam industri sawit seperti mensejahterakan petani, zero-waste sesuai Circular Economy, dan no-deforestation untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dalam rangka perubahan iklim. Dengan demikian, UNSP terus berkomitmen untuk menjaga nilai-nilai lingkungan dan keberlanjutan dalam setiap aspek kegiatan perusahaan.