Indonesia kembali menunjukkan eksistensinya sebagai tuan rumah penting bagi konser musik rock internasional. Jakarta berhasil mencuri perhatian dengan sukses mengamankan konser dari dua grup musik rock terbesar, Foo Fighters dan Muse, yang dijadwalkan tampil di ibu kota pada akhir 2025. Keberhasilan ini membuat Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang masuk dalam jadwal tur kedua grup tersebut.
Pengumuman mengenai konser ini disampaikan oleh promotor Ravel Entertainment, yang sebelumnya sukses membawa beberapa artis besar seperti Coldplay, Blackpink, dan Ed Sheeran ke Jakarta. CEO Ravel Junardy menyatakan bahwa pencapaian ini menunjukkan meningkatnya kepercayaan internasional terhadap pasar musik Indonesia, terutama dalam kategori rock.
Dukungan besar dari penggemar musik rock di Indonesia juga terlihat dari penjualan tiket konser yang melebihi ekspektasi. Dalam waktu singkat, tiket konser Muse dan Foo Fighters langsung ludes, menunjukkan antusiasme yang luar biasa dari penggemar setia mereka.
Kedatangan Foo Fighters dan Muse ke Jakarta juga merupakan pertanda penting bagi industri pertunjukan musik di Asia Tenggara. Indonesia, dengan infrastruktur, keamanan, dan kapasitas penonton yang berkualitas, mulai menarik perhatian sebagai destinasi utama bagi artis internasional. Pemerintah pun mulai mendukung pengadaan konser besar ini karena melihat dampak ekonomi yang signifikan yang dihasilkannya.
Kehadiran konser-konser rock skala internasional ini juga akan memberikan kesempatan kolaborasi dan eksposur yang lebih luas bagi musisi lokal. Dengan demikian, musik rock di Indonesia dapat memperoleh kembali momentumnya dan membuka ruang lebih luas dalam industri musik Tanah Air.
Melalui langkah-langkah ini, Indonesia semakin mengukuhkan diri sebagai pemain aktif dalam industri musik dunia. Diharapkan bahwa dengan keberhasilan ini, Indonesia akan menjadi destinasi yang sangat diinginkan bagi tur musik dari berbagai genre dalam beberapa tahun ke depan. Saat ini, Jakarta digambarkan sebagai pusat musik rock di Asia Tenggara, menandakan bahwa musik keras akhirnya kembali ke rumah yang seharusnya.