Para pemancing, baik amatir maupun profesional, perlu memperhatikan waktu terbaik untuk memancing guna meningkatkan peluang tangkapan. Pengetahuan ini tidak hanya akan membuat sesi memancing lebih efektif tetapi juga lebih memuaskan. Berbagai teori dan data menunjukkan faktor kunci yang memengaruhi keberhasilan memancing, seperti fase bulan, waktu dalam sehari, musim, dan kondisi cuaca yang dapat mempengaruhi perilaku ikan di perairan.
Menurut teori Solunar yang dikembangkan John Alden Knight, aktivitas ikan lebih tinggi saat posisi bulan dan matahari mendekati kesejajaran. Purnama dan bulan baru disebut sebagai waktu puncak umpan alami bagi ikan. Periode purnama dan bulan baru diidentifikasi sebagai momen terbaik untuk memancing berdasarkan beberapa sumber. Selain itu, survei terhadap muskellunge menunjukkan peningkatan peluang tangkapan saat fase bulan baru atau purnama.
Data lapangan dan survei pemancing menunjukkan bahwa dini hari dan sore hingga senja adalah waktu terbaik untuk memancing. Kondisi cahaya rendah dan suhu air yang berubah saat matahari pagi dan sore mendorong aktivitas makan ikan. Secara musiman, musim semi dan gugur dianggap waktu “prime time” untuk memancing, karena ikan lebih banyak makan dan mengisi energi sebelum musim dingin.
Selain itu, faktor cuaca dan pasang surut juga dapat menjadi penentu tambahan dalam strategi memancing. Sebelum atau saat hujan ringan, aktivitas ikan meningkat karena serangga terbawa ke permukaan air. Di laut, waktu pasang naik atau turun dianggap optimal untuk memancing. Cuaca berawan atau berangin juga dapat memicu aktivitas ikan.
Dengan memadukan panduan ilmiah dan informasi praktis dari komunitas pemancing setempat, pemancing dapat merancang strategi yang lebih efektif. Faktor seperti kalender solunar, cuaca lokal, fase bulan, dan musim perlu dipertimbangkan untuk menentukan waktu memancing yang paling menguntungkan. Ini akan membantu menciptakan pengalaman memancing yang lebih maksimal dan menyenangkan.