I Give, I Gave merupakan band musik emo/math-rock Indonesia yang memperkenalkan diri melalui perilisan debut EP mereka yang bertajuk “Relentless Adolescence”. EP ini berisi empat lagu yang secara mendalam menggali tentang kejujuran emosional, kerentanan, dan proses refleksi diri. Dibalut dengan semangat yang tulus, rangkaian lagu dalam EP ini merekam perjalanan batin anak muda yang harus menghadapi tekanan dunia yang seringkali menekan. Inspirasi dari pengalaman pribadi menjadi dasar dari karya ini, dengan struktur lagu yang terinspirasi dari gelombang emo awal 2000-an.
Melodi-melodi melankolis bersatu dengan energi yang katarsis dalam karya I Give, I Gave, menciptakan perpaduan yang menggambarkan perjalanan emosi dari kehancuran hingga proses pemulihan. Band ini menekankan bahwa lagu-lagu mereka bukanlah sekedar pencitraan, namun merupakan cerminan dari pengalaman yang mereka alami secara nyata. EP ini diproduksi oleh band itu sendiri dan direkam di Bens and Co. Records, mencampur akar-akar emo dan post-hardcore dengan sentuhan indie rock yang pribadi dan intim.
Nama-nama besar seperti Mineral, Texas Is The Reason, Uchu Conbini, hingga The Hotelier memberi inspirasi pada karya-karya mereka namun I Give, I Gave berhasil menciptakan identitas musik yang unik. Mereka berhasil menggabungkan emosi mentah dengan struktur musik yang tak terduga, dari dentuman drum post-hardcore hingga irama gitar math-rock. Lirik-lirik dalam lagu-lagu mereka seperti berbicara langsung dari luka yang pernah ada, mengubah fragmen kehidupan menjadi sajian musik.
I Give, I Gave sendiri merupakan sebuah pernyataan tentang perasaan terkuras secara emosional: ketika kita sudah memberikan segalanya tetapi tetap merasa kosong. Berdiri sejak April 2025, band ini terdiri dari anggota Gustmar Helmy (vokal), Rizky Marliansyah (gitar), Ari Zulhadi (bass), dan Iqbal Firdaus Putra (drum). Dengan lagu-lagu mereka, I Give, I Gave membawa tidak hanya gelombang kenangan, tetapi juga suara generasi saat ini yang tengah berjuang melawan kegelisahan, dalam pencarian, dan ketahanan yang tak berkesudahan.
“Relentless Adolescence” tidak sekadar sebuah kumpulan lagu, melainkan sebuah pernyataan tentang masa remaja yang penuh gejolak, diabadikan dalam empat lagu yang mungkin menjadi pengiring bagi orang-orang yang merasakan hal serupa.