Teknologi kecerdasan buatan atau AI telah mendapat perhatian luas karena kekhawatiran bahwa teknologi ini akan menggantikan pekerjaan manusia. Namun, fakta menariknya adalah bahwa AI justru membuka banyak peluang karier baru. Alih-alih hanya menghilangkan pekerjaan yang sudah ada, teknologi AI juga menciptakan profesi-profesi baru yang sebelumnya tidak pernah ada.
Seiring dengan adopsi AI yang semakin meluas di berbagai sektor seperti teknologi, kesehatan, dan keuangan, maka kebutuhan akan sumber daya manusia yang mampu mengelola, mengawasi, dan mengoptimalkan teknologi AI juga meningkat secara signifikan. Beberapa profesi baru ini tidak selalu memerlukan latar belakang teknis yang mendalam, tetapi lebih mengutamakan keterampilan komunikasi, analisis, dan pemahaman etika yang baik.
Ada tujuh profesi baru yang muncul sebagai respons terhadap kehadiran AI, di antaranya adalah Prompt Engineer, AI Ethicist, AI Trainer atau Data Annotator, AI Auditor, Human-AI Interaction Designer, AI Operations Manager, dan Cybersecurity Analyst Khusus AI. Profesi-profesi ini menawarkan peluang karier yang menjanjikan dan tidak hanya terbatas bagi lulusan teknologi saja, melainkan juga terbuka bagi siapa saja yang mau belajar dan beradaptasi.
Jadi, meskipun kehadiran AI membawa tantangan bagi dunia kerja, namun juga membuka peluang kari