Pada Senin, 21 Juli 2025, Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, melaporkan bahwa penerimaan negara dari sektor hulu migas telah mencapai US$5,88 miliar atau sekitar Rp 95,26 triliun selama semester I-2025. Target penerimaan negara untuk tahun 2025 adalah 13,03 miliar dolar AS (Rp211,09 triliun), namun hingga bulan Juni, realisasinya baru mencapai 45,1 persen dari target tersebut. Hal ini disebabkan oleh harga patokan minyak mentah Indonesia (ICP) yang lebih rendah dari asumsi yang tercantum dalam APBN 2025. Djoko juga menyampaikan bahwa perbedaan antara asumsi harga minyak dan realisasi harga minyak juga akan mempengaruhi penerimaan negara hingga Desember 2025. Meskipun terjadi penurunan harga minyak, harapannya adalah outlook penerimaan negara masih bisa tercapai sesuai target yang ditetapkan. hal ini juga mempengaruhi produksi minyak yang telah mencapai 579,3 ribu barel per hari per Juni 2025, atau sekitar 95,8 persen dari target APBN. Realisasi investasi di sektor hulu migas juga mencapai US$7,19 miliar atau sekitar Rp 116,63 triliun per Juni 2025, namun masih belum mencapai target yang ditetapkan dalam APBN 2025. Semoga realisasi target penerimaan negara bisa mencapai atau bahkan melebihi ekspektasi jika proyek-proyek tidak mengalami keterlambatan.