Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, mengkritik praktik ekonomi segelintir pihak yang dianggapnya serakah dan tidak kunjung jera dengan menyebut istilah baru, yaitu “serakahnomics”. Dalam pidatonya di Penutupan Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tahun 2025, Prabowo menegaskan komitmennya untuk menjalankan Undang-Undang Dasar Negara dan menegakkan konstitusi. Ia menyatakan kekecewaannya terhadap pihak-pihak yang terus melakukan praktik koruptif dan tidak adil, tanpa mengindahkan peringatan yang telah diberikan. Menurut Prabowo, serakahnomics adalah fenomena baru dalam ekonomi politik Indonesia yang tidak masuk akal, tidak adil, dan tidak etis. Pernyataan Prabowo tentang serakahnomics menuai sorotan karena menyinggung perilaku elite dan pelaku ekonomi yang dianggap hanya mengejar keuntungan tanpa memperhatikan dampaknya terhadap rakyat.