Kekhawatiran akan dampak kecerdasan buatan (AI) terhadap pekerjaan white collar semakin mendapat perhatian. Namun, seiring dengan itu, peluang pekerjaan baru juga muncul berkat perkembangan AI. Laporan New Trader U mengidentifikasi lima profesi baru kelas menengah yang diprediksi akan berkembang pesat hingga tahun 2030 karena adopsi AI yang semakin luas.
Dibandingkan dengan pekerjaan tradisional yang mengalami restrukturisasi, profesi baru ini muncul dari kebutuhan untuk menggabungkan kemampuan teknologi AI dengan kecerdasan manusia. Kemampuan adaptasi, pembelajaran terus-menerus, dan pemahaman mengenai AI serta dampaknya menjadi kunci untuk menjadi pionir dalam dunia kerja yang semakin kolaboratif.
Berikut adalah lima profesi white collar baru yang diprediksi akan booming dalam lima tahun mendatang:
1. AI Model Auditors & Ethics Compliance Specialists: Para profesional dalam profesi ini bertanggung jawab mengawasi penerapan sistem AI untuk memastikan keadilan, transparansi, dan kepatuhan hukum. Mereka akan melakukan audit algoritma, memonitor bias dalam data, serta merumuskan pedoman etika internal. Latar belakang yang cocok untuk profesi ini antara lain adalah data science, hukum, kebijakan publik, dan manajemen risiko. Keterampilan statistik, pemrograman dasar, dan pemahaman etika sangat dibutuhkan untuk sukses dalam bidang ini.
2. Prompt Engineers & AI System Trainers: Profesi ini melibatkan para ahli yang bertugas menyusun dan menyempurnakan prompt agar AI dapat menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan bisnis. Mereka juga membantu perusahaan dalam menyempurnakan model AI agar lebih akurat dan efisien. Profesi ini memadukan kemampuan teknis, logika, dan kreativitas. Latar belakang dalam penulisan teknis, pengembangan perangkat lunak, atau analisis bisnis akan menjadi modal yang berharga.
3. AI Integration & Human-AI Collaboration Specialists: Fokus profesi ini adalah mengintegrasikan AI ke dalam sistem kerja manusia secara mulus tanpa mengganggu produktivitas. Tugas mereka meliputi analisis proses kerja, pelatihan karyawan dalam penggunaan AI, dan manajemen perubahan budaya kerja. Mereka juga memiliki peran penting dalam mengatasi kecemasan karyawan terkait otomatisasi dan membantu perusahaan memaksimalkan sinergi antara manusia dan mesin.
4. AI Cybersecurity Analysts: Dengan meningkatnya penggunaan AI, ancaman keamanan siber juga berkembang. AI Cybersecurity Analysts bertugas melindungi sistem AI dari serangan seperti data poisoning, model theft, dan manipulasi output. Profesi ini membutuhkan pemahaman mendalam tentang keamanan jaringan, algoritma machine learning, dan serangan siber modern.
5. AI-Enhanced Healthcare Data Analysts: Bidang kesehatan juga menjadi focus integrasi AI. Para analis data kesehatan berbasis AI membantu menerjemahkan output dari algoritma diagnosis ke langkah klinis yang lebih akurat. Mereka menjadi jembatan antara tim medis dan teknologi, serta berkontribusi dalam peningkatan layanan kesehatan, efisiensi rumah sakit, dan pengembangan obat baru. Keahlian di bidang statistik, informatika medis, dan regulasi kesehatan menjadi kunci sukses dalam profesi ini.
Dalam menghadapi dunia kerja yang semakin terintegrasi dengan AI, penting untuk terus beradaptasi dan belajar. Profesi-profesi baru ini menunjukkan bahwa masa depan pekerjaan tidak hanya tentang robot mengambil alih, namun juga tentang pengembangan kemampuan manusia yang unik seperti berpikir strategis, komunikasi, empati, dan etika. Adapun kunci suksesnya adalah terbuka terhadap perubahan dan memahami cara kerja baru yang didukung oleh AI.