Belakangan ini, media sosial sedang dihebohkan dengan munculnya dua istilah unik yang sering terdengar di pusat perbelanjaan, yaitu ‘Rojali dan Rohana’. Istilah-istilah ini menjadi bahan pembicaraan hangat karena dianggap mencerminkan tingkah laku masyarakat sehari-hari. ‘Rojali dan Rohana’ menjadi viral dan sering digunakan dalam berbagai konten, mulai dari meme hingga video singkat, sebagai sindiran sosial yang menarik.
Rojali adalah singkatan dari “rombongan jarang beli”. Istilah ini mengacu pada sekelompok orang yang datang ke pusat perbelanjaan dalam kelompok besar tetapi hanya untuk berkeliling, berfoto, atau menikmati fasilitas tanpa melakukan pembelian. Karakteristik pengunjung Rojali antara lain datang bersama teman atau keluarga, menghabiskan waktu lama di area publik, tidak membeli barang, dan lebih banyak menggunakan fasilitas gratis dalam mal.
Sementara Rohana adalah istilah yang muncul untuk menjelaskan pasangan dari Rojali. Meskipun belum ada makna resmi yang disepakati, istilah Rohana telah diartikan dengan berbagai cara oleh masyarakat, seperti ‘rombongan hanya nanya-nanya’, ‘rombongan hanya narsis’, atau ‘rombongan hanya nongkrong saja’. Meski tidak sepopuler Rojali, Rohana juga menjadi sorotan dalam diskusi online.
Fenomena Rojali dan Rohana mencerminkan realitas masyarakat perkotaan saat ini. Banyak orang memilih menghabiskan waktu di pusat perbelanjaan tanpa berbelanja, karena mal dianggap sebagai tempat yang nyaman, bebas, dan berhawa sejuk. Para pengunjung ingin bersantai, menikmati spot foto Instagramable, dan merasakan kebebasan tanpa membeli apapun. Respons terhadap fenomena ini beragam, dan pihak pengelola mal mulai mengambil langkah untuk menarik pengunjung agar tetap bertransaksi.
Dengan demikian, istilah ‘Rojali dan Rohana’ mungkin terdengar ringan dan jenaka, tetapi sesungguhnya mencerminkan perubahan perilaku konsumen yang patut diperhatikan dalam industri perbelanjaan. Mengetahui tren ini dapat membantu pelaku usaha merancang strategi yang lebih relevan dengan kebiasaan konsumen saat ini. Ini menunjukkan bahwa hal-hal kecil sehari-hari juga bisa memberikan wawasan yang berharga tentang perilaku masyarakat.