Generasi Z, yang terkenal dengan keterampilan teknologi dan keberanian, saat ini mulai tertarik kembali pada pekerjaan tradisional yang dahulu dianggap kuno dan kurang bergengsi. Ini kontras dengan ekspektasi bahwa generasi muda akan sepenuhnya terjun ke dalam bidang digital dan teknologi tinggi. Namun, fakta menunjukkan bahwa banyak dari Gen Z lebih memilih pekerjaan praktis, stabil, dan memberikan kepuasan pribadi daripada terus berada dalam dunia digital yang serba cepat. Kecemasan akan digantikan oleh kecerdasan buatan (AI) serta ketidakpastian di dunia kerja masa kini mendorong mereka untuk mencari peran yang menawarkan keterlibatan langsung dengan dunia fisik dan hubungan yang lebih nyata.
Beberapa profesi ‘jadul’ yang kini kembali diminati oleh Gen Z antara lain tukang listrik, teknisi HVAC, penjual buku fisik, gamemaster escape room, ahli warisan budaya, hingga teknisi energi terbarukan. Mereka melihat nilai lebih dari pekerjaan-penghasilan yang stabil, kesempatan berkontribusi pada masyarakat, serta cara untuk melestarikan identitas budaya. Banyak dari mereka yang memilih jalur pelatihan vokasi sebagai alternatif karier yang realistis dan cepat menghasilkan, sehingga mempertahankan minat pada profesi-profi tradisional. Trend ini menunjukkan bahwa Gen Z tidak hanya berfokus pada pekerjaan teknologi atau digital, melainkan juga memandang pentingnya pekerjaan yang memberikan dampak langsung dan nyata dalam kehidupan sehari-hari.