Anak kembar merupakan dua atau lebih individu yang lahir dari satu masa kehamilan yang sama. Fenomena ini tidak hanya menarik secara sosial, tetapi juga memiliki penjelasan ilmiah yang kompleks di balik proses terjadinya. Secara medis, kelahiran kembar dapat terjadi melalui dua mekanisme utama, yaitu kehamilan kembar identik (monozigot) dan kehamilan kembar tidak identik (dizigot). Kedua jenis kehamilan ini memiliki proses pembuahan yang berbeda, yang kemudian menentukan karakteristik genetik dan fisik anak-anak yang dilahirkan.
Kembar identik terjadi ketika satu sel telur yang telah dibuahi oleh satu sel sperma membelah menjadi dua embrio atau lebih. Anak-anak yang dihasilkan akan memiliki DNA yang identik, jenis kelamin yang sama, serta kemiripan dalam karakteristik fisik. Proses terjadinya kembar identik melibatkan pembentukan zigot yang kemudian membelah menjadi dua embrio yang sama.
Sementara itu, kembar tidak identik terjadi karena dua sel telur yang matang dibuahi oleh dua sel sperma yang berbeda dalam satu masa ovulasi. Anak yang dihasilkan tidak memiliki kesamaan genetik yang identik dan dapat berbeda dalam jenis kelamin, wajah, serta ciri-ciri fisik lainnya. Proses ini melibatkan pertumbuhan zigot dalam kantong ketuban dan plasenta yang berbeda.
Berbagai faktor dapat meningkatkan peluang terjadinya kehamilan kembar, termasuk usia ibu, faktor keturunan, metode bayi tabung (In Vitro Fertilization/IVF), dan riwayat kehamilan sebelumnya. Dengan perkembangan teknologi medis dan pemahaman yang semakin baik tentang faktor genetik, peluang terjadinya kehamilan kembar dapat diprediksi dan direncanakan secara lebih ilmiah. Kelahiran anak kembar merupakan hasil dari proses biologis yang terjadi saat pembuahan, baik kembar identik maupun tidak identik memiliki mekanisme terbentuk yang berbeda namun sama-sama bergantung pada kondisi ovulasi dan pembuahan di dalam rahim.