Fenomena toxic parents, yang mengacu pada pola asuh tidak sehat yang dapat berdampak negatif pada anak, semakin banyak dibicarakan. Pola asuh ini melibatkan kontrol berlebihan, penyalahan, dan manipulasi emosional yang dapat berdampak buruk pada perkembangan anak. Para pakar mengatakan bahwa pola asuh toxic parents dapat menyebabkan gangguan psikologis, harga diri rendah, dan kesulitan dalam membangun hubungan sosial yang sehat di masa depan. Jadi, apa sebenarnya ciri-ciri, penyebab, dan dampak negatif toxic parents terhadap tumbuh kembang anak?
Toxic parents merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan pola asuh yang tidak sehat dan berdampak negatif pada kesejahteraan mental anak. Dalam lingkungan keluarga dengan pola asuh ini, hubungan antara orang tua dan anak cenderung penuh tekanan, ketakutan, dan ketidakseimbangan emosi yang berkepanjangan. Orang tua yang toxic seringkali tidak memperhatikan kebutuhan emosional anak, menerapkan kontrol yang berlebihan, dan bahkan melakukan pelecehan baik secara fisik maupun verbal. Pola asuh seperti ini bisa meninggalkan luka psikologis yang dalam dan berdampak negatif pada kepercayaan diri serta hubungan sosial anak di masa depan. Beberapa ciri yang dapat mengindikasikan adanya perilaku toxic parents antara lain sulitnya meminta maaf, kontrol berlebihan, manipulasi emosional, kritik tanpa dukungan, dan meledak-ledak secara emosional.
Penyebab dari perilaku orang tua yang bersifat toxic dapat berasal dari pola asuh yang diwariskan, ketidakmampuan dalam mengelola emosi, dan ekspektasi yang terlalu tinggi. Tinggal dengan orang tua yang toxic dapat berdampak jangka panjang pada rasa percaya diri yang hancur, kecemasan berlebihan, kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat, dan risiko mengulangi pola yang sama di masa depan. Mengenali ciri-ciri perilaku toxic parents adalah langkah awal penting untuk menghentikan siklus negatif. Bagi orang tua yang menyadari perilaku toksik dalam diri, perbaikan perilaku adalah langkah yang bisa diambil. Jika diperlukan, konsultasi dengan psikolog keluarga dapat menjadi solusi profesional yang tepat. So, kesadaran dan tindakan adalah kunci untuk menghentikan pola asuh yang toxic dan memastikan anak tumbuh dalam lingkungan yang sehat dan positif.