Surabaya, yang dikenal dengan identitasnya sebagai kota rock, kini tengah merasakan perkembangan baru dalam skena musik alternatifnya. Firstrate, sebuah unit musik rock alternatif yang membawa semangat baru yang keras, lembut, dan reflektif, telah muncul di tengah hiruk pikuk genre metal, hardcore, dan punk yang telah lama mengakar di kota ini. Setelah merilis beberapa single seperti “Springtime”, “Give In”, dan “Last Throw” dalam beberapa tahun terakhir, Firstrate kini merilis album penuh pertamanya berjudul ‘Passage of Time’.
Album ini terdiri dari sembilan lagu yang terstruktur secara cerdas, seolah mengalir seperti kata-kata ‘Passage of Time’ yang menggambarkan perjalanan hidup. Album ini disusun berdasarkan narasi fiksi yang dipandu oleh tokoh bernama Bagus, dimana para personel dari band ini menuliskan lirik-lirik yang menceritakan kegelisahan, tekanan hidup, emosi yang terpendam, hingga refleksi eksistensial sehari-hari. Inspirasi musik dari The Menzingers, Fiddlehead, The Gaslight Anthem, dan Oasis memberikan sentuhan unik yang keras, ekspresif, melodis, dan emosional.
Proses rekaman dan produksi album dilakukan oleh Alwan Hilal di Self Recs Studio, kecuali untuk lagu “Springtime” yang ditangani oleh Satriyo Utomo di Griffin Music Studio. Dalam album ini, kita bisa melihat kolaborasi dalam penulisan lirik antara Gemilang, Sholehuddin, dan Lambang, sementara seluruh aransemen musik digarap kolektif oleh kelima personel band ini.
Album ini, yang dirilis secara digital oleh Haum Entertainment pada 27 Juli 2025, mendapat sambutan positif dari kalangan musisi lokal seperti Bimantara J. Lestarijono dari band Timeless. Firstrate juga akan merilis album ‘Passage of Time’ dalam bentuk kaset dan merchandise eksklusif serta merencanakan tur lintas kota untuk memperluas jangkauan karyanya. Dengan pesatnya musik digital dan tren yang cepat berubah, Firstrate hadir sebagai pengingat bahwa musik yang bermakna tetap memiliki tempatnya sendiri di tengah industri musik saat ini.