Pada tanggal 8 Agustus 2025, kecanggihan artificial intelligence (AI) semakin terasa di dunia kerja. Dulu dianggap sebagai topik futuristik, namun kini AI mulai menggantikan tugas-tugas manusia, dan tak semua pekerjaan terhindar dari dampaknya. Microsoft baru saja merilis laporan yang menyoroti dampak AI pada pekerjaan kantoran. Laporan berjudul “Working with AI: Measuring the Occupational Implications of Generative AI” menganalisis percakapan pengguna Bing Copilot pada tahun 2024 dan menemukan bahwa sejumlah pekerjaan kantoran tengah berada di garis depan ancaman otomatisasi.
Beberapa tugas yang paling umum dibantu oleh AI termasuk mengumpulkan informasi, menulis, mengajar, dan memberi saran. Sebagian besar pekerjaan yang dilakukan manusia memiliki kesamaan dengan tugas-tugas yang bisa diotomatisasi oleh AI. Menurut Microsoft, 10 pekerjaan dengan tingkat kerentanan teratas terhadap AI antara lain interpreter, sejarawan, pramugari, sales jasa, penulis, customer service, programmer CNC, operator telepon, agen tiket, dan penyiar radio. Dari 10 profesi tersebut, lima di antaranya berasal dari bidang layanan pelanggan dan komunikasi, yang sebelumnya dianggap “aman”.
Meskipun AI semakin mengambil peran dalam pekerjaan, pekerja manusia tetap memiliki keunggulan tertentu, seperti keterampilan fisik dan empati tinggi. Jensen Huang, CEO NVIDIA, mengatakan bahwa yang akan kehilangan pekerjaan bukanlah orang-orang yang digantikan oleh AI, tapi orang-orang yang tidak mampu memanfaatkan AI. Perusahaan seperti Shopify, Fiverr, dan Duolingo telah mewajibkan karyawan untuk menggunakan AI, namun tetap menambah pegawai untuk posisi-posisi yang tidak bisa diotomatisasi.
Untuk tetap relevan di era AI, diperlukan keterampilan khusus yang tidak bisa digantikan oleh teknologi, seperti empati, rasa ingin tahu, kecerdasan emosional, komunikasi, dan kepemimpinan. Robert E. Siegel dari Stanford menegaskan bahwa skill manusia tetap yang kunci dan akan menjadi “mata uang” utama di era baru ini. Alih-alih takut, revolusi AI seharusnya dilihat sebagai kesempatan untuk berevolusi dan berkembang.